Anak Mengalami Alergi Susu Sapi? Kenali Penyebab Utamanya

6 April 2017 10:02 WIB
comment
29
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak laki-laki minum susu. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak laki-laki minum susu. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anak yang berusia diatas tiga tahun perlu diberikan pengganti ASI dengan memberikan mereka susu formula. Namun, bagaimana jika anak memiliki alergi dengan susu sapi?
ADVERTISEMENT
Hal ini kerap terjadi dan mengakibatkan anak kekurangan salah satu asupan gizi penunjang kesehatan tubuh. Dan seringkali, orang tua tidak tanggap untuk menangani masalah anak mereka yang mengalami alergi.
Indonesia menjadi salah satu negara yang tingkat kejadian penyakit alerginya terus meningkat. Dalam dua dekade terakhir, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat peningkatan angka kejadian penyakit alergi pada anak semakin meningkat, termasuk Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan studi yang telah dilakukan di beberapa negara di seluruh dunia yang menunjukkan prevalensi alergi protein susu sapi pada anak-anak di tahun pertama kehidupan mencapai sekitar 2 sampai 7,5 persen.
Kampanye Bunda Tanggap Alergi dengan 3K. (Foto: Luthfa Nurridha/Kumparan)
Lantas, apa yang menyebabkan seorang anak mengalami alergi pada susu sapi?
Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k), M. Kes, mengungkapkan bahwa faktor utama seorang anak mengalami alergi disebabkan dari faktor genetik yang berasal dari orang tua anak. Secara genetis, anak dengan orang tua yang tidak memiliki riwayat alergi masih dapat berisiko mengalami alergi sebesar 5 sampai 15 persen. Namun, anak-anak dengan salah satu atau kedua orang tua yang memiliki riwayat alergi berisiko 20 persen hingga 60 persen mengalami alergi.
ADVERTISEMENT
Penyebab lainnya bisa disebabkan karena keterlambatan orang tua untuk mengenalkan anak pada suatu makan di usia anak tertentu yang bisa menyebabkan anak mengalami alergi makanan, tak terkecuali alergi susu sapi.
"Seharusnya orang tua memberikan segala jenis makanan padat ke anak saat anak berusia 6 bulan, jika terlambat anak bisa mengalami alergi makanan saat ia sudah besar," jelas Prof. Budi Setiabudiawan saat menghadiri acara kampanye Bunda Tanggap Alergi dengan 3K (Kenali, Konsultasikan, Kendalikan) di restoran The Hook, Senopati, Jakarta Selatan, Rabu (5/4).
Sesi tanya jawab di acara kampanye 3K. (Foto: Luthfa Nurridha/Kumparan)
Prof. Budi juga mengatakan bahwa protein susu sapi merupakan makanan penyebab alergi yang terbesar kedua setelah telur pada anak-anak di Asia. Data dari klinik anak di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta pada 2012 menunjukkan bahwa 31 persen dari pasien anak alergi terhadap putih telur dan 23,8 persen mengalami alergi susu sapi.
ADVERTISEMENT
"Faktor pemicu alergi atau alergen dibagi menjadi dua, yaitu pemicu hirupan dan makanan. Alergi protein susu sapi adalah salah satu alergi makanan yang paling banyak terjadi pada anak-anak. Bunda harus waspada karena alergi protein susu sapi dapat menyerang sistem saluran cerna (50-60%) dan juga sistem pernapasan (20-30%)," tutup professor yang praktik di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung itu.