Anak Mimisan, Bagaimana Cara Mengatasinya?

17 Agustus 2022 18:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak mimisan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak mimisan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Beberapa anak mungkin pernah mengalami mimisan, terutama saat berusia 2-10 tahun. Ya Moms, kondisi ini ditandai dengan keluarnya darah dari lubang hidung si kecil, dan normalnya dapat berhenti dengan sendirinya.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), mimisan dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti benturan, kelelahan, suhu lingkungan meningkat (kepanasan), atau kelainan darah. Sehingga, tak heran bila kondisi ini bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.
Tak hanya itu, beberapa perilaku anak, seperti sering menarik kotoran hidung dengan keras, atau mengorek hidung terlalu dalam juga dapat menyebabkan mimisan.
Ilustrasi anak mimisan. Foto: Shutterstock
Namun, Anda tak perlu khawatir berlebihan, Moms. Sebab, umumnya mimisan tidak memerlukan perawatan khusus atau pertolongan medis. Ya, hanya sekitar 6 persen kasus anak mengalami mimisan yang membutuhkan pertolongan medis.
Sebelumnya Anda perlu paham bahwa cara mengatasi mimisan bukanlah dengan memposisikan anak menjadi tiduran. Sebab, posisi tersebut akan membuat darah mengalir ke kerongkongan, bahkan bisa tertelan oleh anak, dan dapat membahayakan si kecil. Lalu, seperti apa?
ADVERTISEMENT
Nah Moms, berikut beberapa tips untuk mengatasi mimisan pada anak dari Safe Kids Indonesia saat memberikan edukasi terkait bencana gempa bumi dan perdarahan dalam acara Weekend Seru Festival Hari Anak (FHA) 2022, beberapa waktu lalu.

Tips Atasi Mimisan pada Anak

Ilustrasi anak mimisan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Meski sudah teratasi, orang tua perlu tetap memantau atau pun mendampingi si kecil setidaknya 24 jam setelah mimisan terjadi. Apabila perdarahan tak kunjung berhenti atau terjadi berulang, lemas, wajah pucat, sulit bernapas, dan hilang kesadaran, segera bawa si kecil ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.