Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Saat ini kasus Demam Berdarah Dengue (DBD ) di Indonesia terus meningkat. Bahkan menurut Kemenkes, puncak kenaikan kasus diprediksi terjadi pada musim kemarau ini, tepatnya di bulan Juli-Agustus 2024.
ADVERTISEMENT
Menurut data Kemenkes, hingga minggu ke-27 tahun 2024, jumlah kasus DBD di Indonesia sebanyak 154.082. Dari seluruh kasus tersebut, 916 di antaranya mengakibatkan kematian.
Dari ratusan ribu kasus tersebut, Kota Bandung tercatat sebagai kota dengan jumlah kasus DBD terbanyak nasional, yakni mencapai 5.489 kasus. Selanjutnya, Kabupaten Tangerang menduduki posisi kedua yaitu dengan total 3.400 kasus. Terkait kasus kematian akibat DBD dalam tujuh tahun terakhir, anak kelompok umur 5 hingga 14 tahun merupakan yang paling rentan.
Dokter Spesialis Anak RS UNS, dr. Debby Andina Landiasari, Sp.A, menyebut, anak paling rentan tertular DBD karena daya tahan tubuhnya yang masih berkembang. Selain itu, kondisi lingkungan juga sangat mempengaruhi penularan DBD pada anak.
ADVERTISEMENT
Debby menyebut, nyamuk Aedes aegypti bisa menggigit manusia saat berada di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Walaupun secara umum nyamuk pembawa virus dengue itu lebih sering berada di dalam ruangan, terutama yang gelap dan lembap.
"Bagi anak yang sudah lebih besar, biasanya dapat terjangkit DBD saat bermain di lingkungan sekolah atau di taman. Karena nyamuk Aedes aegypti dapat terbang sejauh 200-meter dan menggigit anak-anak di cakupan lingkungan tersebut,” jelas Debby, dalam acara Gerakan Indonesia Berantas Nyamuk bersama My Baby, pada keterangan yang diterima kumparanMOM.
Melihat tingginya kasus DBD di Bandung dan Tangerang, My Baby melakukan aksi pemberantasan nyamuk di kedua wilayah tersebut dengan melibatkan para ibu. Aksi yang dilakukan berupa fogging dan melakukan 3M, hingga mengoleskan minyak telon pada anak. 3M yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi jadi tempat berkembang biak nyamuk.
ADVERTISEMENT
Nah Moms, sebagai ibu yang juga penanggung jawab seluruh urusan rumah tangga, kita juga perlu melakukan pencegahan DBD dari rumah! Yuk simak penjelasan di bawah ini!
Cara Cegah DBD Mulai dari Rumah
1. Melakukan 3M
Menerapkan prinsip 3M di rumah merupakan cara efektif untuk mencegah DBD karena dapat mencegah nyamuk Aedes aegypti berkembang biak. Langkah 3M ini dapat dilakukan dengan cara Menguras (bak mandi, ember, kolam, penapung air), Menutup (lubang yang berpotensi menjadi genangan air), dan Mendaur ulang (sampah botol dan plastik). Lakukan langkah 3M secara rutin seminggu sekali.
2. Menjaga Kebersihan Rumah
Rajin membersihkan rumah juga merupakan salah satu cara untuk mencegah DBD, untuk itu pastikan rumah selalu dalam kondisi bersih dan rapi karena ini akan menyebabkan nyamuk Aedes aegypti sulit untuk bisa berkembang biak. Langkah yang dapat dilakukan antara lain adalah jangan menumpuk sampah di dalam rumah dan jangan lupa tempat sampah selalu dibersihkan secara rutin. Jangan menumpuk pakaian yang sudah dipakai dengan menggantung terlalu lama, sebaiknya diletakkan dalam wadah tertutup atau langsung dicuci.
ADVERTISEMENT
Untuk lingkungan di luar rumah, beberapa cara efektif yang dapat dilakukan misalnya antara lain menanam tanaman anti nyamuk seperti lavender, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, dan menaburkan bubuk larvasida pada tempat-tempat yang memungkinkan menjadi penampungan air.
3. Menghindari gigitan nyamuk
Melindungi diri dari gigitan nyamuk Aedes aegypti adalah kunci utama dalam mencegah DBD. Gunakan kelambu pada tempat tidur, pasang kawat kasa pada jendela dan pintu, serta oleskan minyak telon yang memiliki manfaat anti nyamuk.