Anak Pertama Kali Puasa? Ini Tips Menjaga Kebutuhan Nutrisinya

31 Maret 2022 12:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak saat belajar puasa. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak saat belajar puasa. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bulan Ramadhan adalah salah satu momen spesial bagi umat muslim. Bagi sebagian orang tua, bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk mengajari anak rajin beribadah dan menahan nafsu. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat si kecil pertama kali menjalankan puasa Ramadhan.
ADVERTISEMENT
Menurut Ahli Gizi dr. Tan Shot Yen, M. Hum, saat anak ingin menjalani puasa untuk pertama kali, tidak disarankan untuk dijalankan secara penuh. Si kecil perlu beradaptasi untuk mencegah kekurangan nutrisi, karena saat puasa kondisi tubuh anak berubah.
“Untuk orang tua yang anaknya akan berpuasa untuk pertama kalinya, saya menyarankan untuk tidak langsung melakukan puasa penuh, Anda bisa memulainya secara bertahap. Misalnya, mulai dari puasa minum setengah hari. Dari situ bisa dilihat anak itu kuat atau enggak,” jelas dr. Tan pada kumparanMOM beberapa waktu lalu.
Nah Moms, sebagai orang tua tentunya butuh persiapan yang matang saat anak mulai berpuasa untuk pertama kalinya. Lantas, apa saja yang harus dipersiapkan? Simak penjelasan dr. Tan kepada kumparanMOM.
ADVERTISEMENT

Adaptasi Waktu Puasa Anak

Waktu puasa tiap anak berbeda-beda. Misalnya, waktu puasa anak usia 5 tahun dengan puasa anak 10 tahun tentunya berbeda. Hal itu dilihat dari perbedaan status gizi si kecil. Menurut dr. Tan, sebelum si kecil mulai berpuasa, Anda bisa memastikan status gizi anak terlebih dahulu, apakah tercukupi atau tidak. Sebab, saat puasa kalori yang dikonsumsi berkurang, sementara si kecil masih membutuhkan asupan nutrisi yang cukup.
Ilustrasi anak makan. Foto: Shutter Stock
Orang tua juga perlu memerhatikan apakah makanan yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka cocok dengan kebutuhan nutrisi si kecil. Karena, biasanya makanan yang disajikan saat sahur dan berbuka adalah menu yang jarang dikonsumsi oleh anak sehari-hari.
“Makanan yang dikonsumi anak-anak pastinya berbeda dengan makanan orang dewasa, jadinya perlu diperhatikan, makanan itu cocok atau enggak. Nutrisinya cukup atau enggak, karena menu sahur dan berbuka akan jadi nutrisi baru buat si anak,” jelas dr. Tan.
ADVERTISEMENT
Nutrisi yang dibutuhkan saat sahur dan berbuka sebenarnya sama saja. Namun, menu yang dikonsumsi disarankan berbeda. Contohnya, makanan yang bisa dikonsumsi saat sahur disarankan tinggi karbohidrat dan tinggi protein, utamanya protein hewani. Sebab, akan jadi cadangan energi tubuh saat beraktivitas. Sebisa mungkin beri makanan berkuah dan tidak kering.
"Berikan protein hewan yang dia bisa cerna, jangan sampai keringan semua, karena ada anggapan kalau makanan kering bisa ditumpuk lebih banyak di lambung, itu logika yang salah. Lebih gawat lagi kalau setelah sahur menjelang imsak minum banyak-banyak. Nanti akhirnya anaknya ngantuk, tidur, malah muntah," urai dr Tan.
Sementara untuk menu berbuka puasa, dr. Tan menyarankan konsumsi makanan tinggi nutrisi. Ingat Moms, ukuran lambung anak masih kecil sehingga menu makanannya pun tidak bisa disamakan dengan orang dewasa. Beri takjil secukupnya dan jangan lupa untuk tetap memberikan makanan utama.
Ilustrasi anak menunggu buka puasa. Foto: Shutterstock
Hindari memberi takjil makanan manis dan tinggi gula seperti es buah, kolak pisang, bubur sumsum, dan lain-lain. Sebab umumnya jika anak sudah kekenyangan makan takjil, dia jadi tak mengonsumsi makanan utama.
ADVERTISEMENT
"Jadi yang dikhawatirkan, anak ini puasa tapi makannya cuma sekali hanya karena takjilnya kelewat berat," tutur dr Tan.
Ada berbagai jenis makanan yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi saat sahur ataupun berbuka puasa, seperti makanan berminyak, makanan berlemak atau santan, makanan kering atau gorengan, dan makanan pedas. Sebab, makanan tersebut susah dicerna, sehingga berisiko memicu gangguan pencernaan, dan memicu terjadinya GERD pada anak.