Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Padahal, Qiandra baru berusia 2,5 tahun. Hal ini rupanya juga membuat sang ibu terkejut dengan perkembangan anaknya itu. Beberapa kali ia membagikan video yang memperlihatkan Qiandra mampu menyebutkan huruf-huruf yang ditunjuk oleh ibunya.
"Walaupun masih shock bayi 2,5 tahun aku sudah bisa baca (mengeja kali ya maksudnya). Sekarang jadi senang saja suruh dia baca apa pun. Walaupun dia mood-mood-an juga. Dan yang bikin takjub tuh dia sudah tahu huruf besar dan kecil juga, walaupun masih suka bingung L sama I (karena L kecil sama dengan I besar)," tulis Ryana Dea dalam salah satu unggahannya di Instagram.
Istri dari Puadin Redi ini menjelaskan, melatih anak belajar membaca bukanlah hal yang mudah. Ada saja tantangan yang ia hadapi saat mengajarkan anak perempuannya itu. Misalnya saja, saking semangatnya, Qiandra terkadang bicaranya teriak-teriak.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, jika Qiandra sedang tak bersemangat, bisa saja ia sengaja mengeja bacaan tersebut dengan ucapan yang salah hingga kabur-kaburan. Namun, sang ibu pun sudah mengetahui cara menghadapi anaknya itu.
"Dan sudah tahu diiming-imingin *simbol tertawa* kalau nanti dikasih susu atau burger biasanya dia mau baca. Aaahh kok terharu dan bangga banget lihatnya ya, love u kakak sayang! MasyaAllah Tabarakallah," tutupnya.
Usia yang Tepat untuk Anak Belajar Membaca
Moms, tak dapat dipungkiri jika orang tua tentu akan bahagia dan bersyukur melihat berbagai perkembangan yang dialami oleh anaknya. Misalnya saja dalam hal belajar membaca, seperti pengalaman yang dibagikan Ryana Dea tentang anaknya yang berusia 2,5 tahun. Tapi sebenarnya, adakah usia yang tepat untuk anak belajar membaca?
ADVERTISEMENT
Psikolog Pendidikan Anak dan Remaja, Agstried Elisabeth, menjelaskan bahwa membaca merupakan sebuah kemampuan yang kompleks. Tak hanya soal menggabungkan bunyi huruf, tapi juga sekaligus mengingat, memahami kata, kalimat, paragraf, dan memahami konteks bacaannya.
Sehingga menurutnya, belajar membaca pada anak diperlukan kemampuan kognitif, kemampuan bahasa, dan kemampuan sosial. Hal ini pun biasanya dapat dilakukan anak secara matang di usia 6-7 tahun.
"Bunyi huruf bisa diperkenalkan di usia sebelumnya, namun anak bisa memahami apa yang dibaca dan menggunakan kemampuan tersebut sehari-hari ya di usia 6-7 tahun itu," kata Agstried kepada kumparanMOM pada Jumat (10/7).
Lalu, bagaimana jika anak sudah bisa belajar membaca di usia 2,5 tahun seperti anak Ryana Dea?
Psikolog dari Rumah Dandelion ini kembali menuturkan, hal ini mungkin saja dapat terjadi karena anak mengingat bentuk dari huruf tersebut, Moms. Sebab di usia itu biasanya anak-anak sudah bisa mengingat bentuk berbagai nama, misalnya nama dirinya sendiri. Sehingga bila anak sudah menunjukkan minat belajar membaca di usia 2,5 tahun tak menjadi masalah, selama hal atas kemauan anak sendiri, bukan karena paksaan.
ADVERTISEMENT
"Biasanya di usia 2,5 tahun kemampuan bicara (anak) baru mulai berkembang, kekayaan katanya belum cukup banyak. Tapi, mungkin saja ada kasus-kasus khusus di mana anak usia 2,5 tahun sudah bisa membaca," tutupnya.
Manfaat membaca bagi anak
Meski anak mungkin saja belum bisa membaca dengan baik alias masih dalam tahapan belajar atau pengenalan, tapi tak ada salahnya jika Anda ingin memperkenalkan konsep membaca dengan memberikannya buku cerita bergambar. Sebab, jika anak sudah dibiasakan 'akrab' dengan buku sejak dini, ada berbagai manfaat yang akan didapatkannya, misalnya:
1. Anak jadi kaya akan kosakata.
2. Mengasah keterampilan berbahasa atau komunikasi.
3. Meningkatkan prestasi akademik.
4. Memiliki analisis yang tajam atau meningkatkan konsentrasi anak.
ADVERTISEMENT
5. Belajar berempati.
Jadi, yuk, tanamkan kebiasaan membaca pada anak, Moms.
***
Saksikan video menarik di bawah ini: