Anak Sedih Akan Kehilangan Teman Usai Lulus Sekolah, Orang Tua Harus Bagaimana?

3 Juni 2024 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak sedih, murung, trauma. Foto: FAMILY STOCK/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak sedih, murung, trauma. Foto: FAMILY STOCK/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagi banyak anak, hari terakhir sekolah adalah peristiwa yang mereka tunggu-tunggu dan dinantikan dengan gembira. Namun bagi sebagian lainnya, momen ini justru bisa menimbulkan kesedihan. Hal ini seperti yang dialami ibu bernama Melissa Willets, yang menceritakan apa yang dialami putrinya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Parents, Willets menyebut, setiap tahun pada hari terakhir sekolah, ia harus menahan air mata. Sebab selama beberapa hari setelah perpisahan sekolah, putrinya itu menjadi sangat sedih, dan merindukan rutinitasnya di kelas.
Apakah Anda mengalami hal serupa, Moms?
Ternyata, perasaan kehilangan yang dialami anak setelah lulus sekolah adalah hal wajar, kok. “Kecenderungan anak-anak untuk tumbuh dekat dengan guru dan teman sebaya atau merasa cemas terhadap perubahan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,” kata Amanda Gummer, PhD, pakar perkembangan anak dan pendiri serta CEO Good Play Guide.

Penyebab Anak Sedih usai Lulus Sekolah

Ilustrasi anak sedih, murung, trauma. Foto: eyes on him/Shutterstock
Kepribadian
Beberapa anak secara alami membentuk ikatan emosional yang kuat dan lebih peka terhadap perubahan lingkungan sosialnya.
Pengalaman sebelumnya
ADVERTISEMENT
Anak-anak yang mengalami ketidakstabilan atau kehilangan dalam hidup mereka mungkin mengembangkan kebutuhan yang lebih tinggi akan rasa aman, membuat mereka lebih terikat pada orang-orang dan rutinitas yang mereka kenal.
Keterampilan sosial
Anak-anak yang merasa sulit untuk mendapatkan teman baru mungkin sangat bergantung pada hubungan yang telah terjalin dengan guru dan teman sebaya, sehingga menimbulkan kecemasan yang lebih besar terhadap perubahan.
Lingkungan rumah
Lingkungan rumah yang suportif dan komunikatif dapat membantu mengurangi kecemasan, sementara kehidupan rumah tangga yang penuh tekanan atau tidak dapat diprediksi dapat memperburuk perasaan tidak aman dan keterikatan pada tokoh sekolah.
“Khususnya bagi anak-anak yang membutuhkan, sekolah adalah lingkungan yang aman dan stabil dan kehilangan hal ini dapat menyebabkan kecemasan, stres, dan kesedihan,” tambah Pamela Mastrota, Direktur Eksekutif The Toy Foundation.
ADVERTISEMENT

Bagaimana Membantu Anak Melewati Kesedihan usai Lulus Sekolah

Ilustrasi anak sedih, murung, trauma. Foto: eyes on him/Shutterstock
Jika Anda mendapati anak Anda mengalami kesulitan menjelang akhir sekolah, Dr. Gummer menyarankan untuk mencoba memahami mengapa mereka merasa seperti ini—dan memastikan mereka tahu bahwa hal tersebut tidak masalah.
“Validasi emosi anak Anda dengan mengakui bahwa merasa sedih atau cemas menjelang akhir tahun ajaran adalah hal yang wajar,” katanya.
Selain itu, Anda bisa mendorong anak untuk mengungkapkan perasaan dengan bercerita, menggambar, menulis, atau bermain peran.
“Menyediakan waktu bermain setiap hari di lingkungan yang membuat anak merasa aman adalah alat yang terbukti secara klinis membantu anak memproses, mengatasi, dan mengomunikasikan emosi mereka,” kata Mastrota.
Gummer merekomendasikan beberapa strategi lain untuk membantu anak-anak yang mengalami kesulitan dalam menghadapi perubahan besar yang terjadi dalam hidup mereka:
ADVERTISEMENT
Namun ada kalanya seorang anak membutuhkan lebih banyak bantuan. Jika Anda memperhatikan bahwa anak Anda terus-menerus mengalami kesedihan atau tampak menyendiri dalam jangka waktu yang lama, mungkin kondisi ini perlu penanganan yang lebih serius.
Ciri umumnya, antara lain:
Jika anak mengalami hal ini, segeralah untuk berkonsultasi ke ahli ya, Moms.