Anak Sering Mendengkur hingga Lebih dari 3 Kali Seminggu? Waspadai Ini, Moms!

29 Maret 2025 16:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Anak Tidur Mendengkur. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak Tidur Mendengkur. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Mendengkur saat tidur lazim terjadi pada orang dewasa, terutama pria. Namun bagaimana dengan anak? Apakah mendengkur juga hal yang lumrah terjadi pada anak?
ADVERTISEMENT
Moms, sebetulnya normal saja jika sesekali anak mendengkur. Namun mengutip IDAI, Anda perlu waspada jika frekuensi mendengkur anak terlalu sering.
Dokter spesialis anak Subspesialisasi Pulmonologi Respirologi, Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K), menjelaskan berdasarkan frekuensinya, mendengkur pada anak dapat dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu occasional snoring (mendengkur sesekali saja atau frekuensi mendengkur < 3 kali per minggu) dan habitual snoring (sering mendengkur atau mendengkur >3 kali seminggu).
"Apabila sudah termasuk ke dalam habitual snoring, selanjutnya anak dapat mengalami obstructive sleep apnea syndrome (OSAS)," tutur dokter yang praktik di RSCM ini.

Apa Penyebab Anak Mendengkur hingga Sleep Apnea?

Ilustrasi Anak Tidur Mendengkur. Foto: Shutterstock
OSAS atau sleep apnea merupakan suatu sindrom klinis atau kumpulan gejala akibat adanya sumbatan parsial atau sumbatan komplet pada saluran napas bagian atas yang menyebabkan henti napas bagian atas atau berkurangnya aliran napas saat tidur.
ADVERTISEMENT
dr Nastiti menjelaskan, pada orang dewasa, kegemukan/ obesitas merupakan faktor risiko utama sleep apnea, sedangkan pada anak faktor risiko utamanya adalah pembesaran kelenjar tonsil/ amandel dan adenoid.
Penyakit yang berhubungan dengan alergi, seperti rhinitis alergi, asma, dan sinusitis juga dilaporkan berkorelasi dengan sleep apnea pada anak. Namun demikian, angka kejadian sleep apnea pada remaja yang mengalami obesitas cukup tinggi.
Gejala Sleep Apnea
Ilustrasi anak tidur mendengkur. Foto: Treetree2016/Shutterstock
Anak yang mengalami gejala sleep apnea berat biasanya pada malam hari tidur dengan mulut terbuka, mendengkur, dan sering kali mengalami henti napas. Akibatnya tidur anak sering tidak nyenyak, sering terbangun dari tidur karena ngos-ngosan dan kekurangan oksigen (hipoksia). Anak dengan sleep apnea yang berat juga sering mengompol.
ADVERTISEMENT
Sebagai akibat dari gejala dan gangguan pada saat tidur malamnya, pada siang hari timbul keluhan yaitu sering tertidur dalam kelas, kesulitan belajar terutama pada mata pelajaran tertentu, seperti matematika dan sains, serta gangguan kognitif lainnya, sehingga terjadi penurunan prestasi akademik.
"Perubahan perilaku menjadi hiperaktif, mudah marah, serta gagal tumbuh juga sering kali dilaporkan berhubungan dengan OSAS," tutur dr Nastiti.
Oleh karena itu, jika si kecil mengalami ini, sebaiknya segera konsultasi ke dokter ya, Moms.