Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Mimpi buruk dapat terjadi pada semua usia. Namun, penelitian menunjukkan bahwa mimpi buruk sangat umum dialami anak .
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Sleep Fondation, sekitar setengah dari anak-anak berusia antara 3 dan 6 tahun melaporkan sering mengalami mimpi buruk. Hal yang sama juga terjadi pada 20 persen anak-anak usia 6 hingga 12 tahun.
Mimpi buruk biasanya suatu kondisi yang ditandai dengan berulangnya mimpi tidak menyenangkan atau menakutkan. Biasanya mimpi ini menyebabkan gangguan tidur.
Bagaimana Mimpi Buruk Mempengaruhi Anak-Anak?
Mimpi buruk terutama terjadi selama tidur pada fase Gerakan Mata Cepat (REM), tahap akhir dari siklus tidur normal manusia. Tidur REM lebih banyak terjadi pada tengah malam atau dini hari. Sehingga anak-anak lebih mungkin terbangun dari mimpi buruk pada waktu-waktu tersebut.
Mimpi buruk muncul secara berbeda pada setiap anak. Namun sering kali mimpi buruk mengandung unsur menakutkan seperti monster, hantu, hewan agresif atau orang yang mengancam keselamatannya. Mimpi buruk lainnya mungkin melibatkan anak yang dimarahi, dilecehkan, diintimidasi atau dianiaya.
Mimpi buruk sering kali membuat anak merasa tidak berdaya atau cemas saat bangun. Hal ini dapat menyebabkan detak jantung mereka meningkat drastis. Seiring berjalannya waktu, anak-anak yang sering mengalami mimpi buruk dapat mengalami gejala insomnia yang terkait dengan perasaan takut tertidur dan terus mengalami mimpi buruk.
ADVERTISEMENT
Studi dan survei menghasilkan temuan berbeda mengenai prevalensi mimpi buruk pada kelompok umur berbeda. Namun penelitian ini menunjukkan puncak mimpi buruk untuk anak-anak berusia antara 3 dan 6 tahun, serta mereka yang berusia 5 hingga 9 tahun.
Membantu Anak Mengatasi Mimpi Buruk
Orang tua perlu mendiskusikan ketakutan dan pemicu rasa tak nyaman pada anak-anak. Ciptakan suasana santai sebelum mengajak anak mendiskusikan hal ini.
Ya, Moms, hal ini dapat membantu meningkatkan perasaan rileks sebelum tidur. Serta meningkatkan kualitas tidur dan meminimalisir risiko mimpi yang mengganggu mereka.
Selain itu, Anda juga dapat mendorong anak-anak untuk menghibur diri mereka sendiri setelah bangun dari mimpi buruk daripada mengandalkan anggota keluarga lainnya.
Para pakar menilai sebaiknya Anda tak menemani Anak yang terbangun karena mimpi buruk. Sebab, hal ini akan membuat mereka terbangun di malam hari di malam-malam selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Anda juga perlu untuk membuat teman tidur, seperti mainan atau boneka untuk mereka.