Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Anak Usia 2 Tahun Belum Bisa Susun Kalimat 2 Kata, Perlukah Waspada?
12 November 2021 10:53 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Sejak baru lahir, bayi sudah bisa berkomunikasi melalui tangisan atau senyuman. Ya Moms, bayi sebenarnya sudah bisa diajak komunikasi , jauh sebelum mereka dapat mengucapkan kata-kata.
ADVERTISEMENT
Seiring bertambahnya usia, cara bayi berkomunikasi pun berkembang. Mulai dari menggoyangkan anggota tubuhnya jika sedang bahagia, mengoceh, lalu mengucapkan kata berulang seperti “dadadada” atau “mamamama”. Kemudian di tahun pertama, bayi minimal sudah bisa mengucapkan satu kata, dan menunjuk jika ingin sesuatu.
Lalu seperti dikutip dari Healthy Children, di usia 1-2 tahun, bayi umumnya sudah mengerti kata perintah sederhana, menunjuk beberapa bagian tubuh saat ditanya, pandai main pura-pura, dan mempelajari 1 kata baru per minggu. Sehingga nantinya di usia 2 tahun, si kecil bisa menyusun dua kalimat kata.
Namun, bagaimana jika ternyata, bayi usia 2 tahun belum bisa menyusun kalimat dua kata? Apakah orang tua perlu khawatir? Yuk, simak terus penjelasan lengkapnya di bawah ini, Moms.
ADVERTISEMENT
Penjelasan Jika Anak Usia 2 Tahun Belum Bisa Susun Kalimat 2 Kata
Menginjak usia 18-24 bulan, anak biasanya mengalami 'ledakan bahasa'. Jadi hampir setiap hari, si kecil biasanya memiliki kosakata baru. Anak juga dapat membuat kalimat yang terdiri dari dua kata, misalnya “mama mandi”, “naik sepeda”, “mau makan”.
Selain itu, pada fase ini anak sedang senang mendengarkan cerita. Lalu pada usia 2 tahun, sekitar 50 persen bicaranya sudah dapat dimengerti orang lain.
Sehingga menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), jika tidak ada kalimat dua kata yang dapat dimengerti dari anak 2 tahun, maka orang tua perlu waspada. Ini bisa tanda bahwa anak mengalami speech delay atau keterlambatan bicara.
Penyebabnya bisa beragam, mulai dari gangguan pendengaran, gangguan pada otak, autisme, atau gangguan pada organ mulut yang menyebabkan anak sulit melafalkan kata-kata. Untuk mendiagnosis anak terlambat bicara, maka Anda perlu melakukan pemeriksaan yang teliti oleh beberapa dokter, seperti dokter anak, THT, dan psikolog atau psikiater anak.
ADVERTISEMENT
Nantinya, anak akan melakukan pengobatan sesuai dengan penyebabnya, yang melibatkan kerjasama antara dokter anak, dokter spesialis lain yang terkait, terapis wicara, dan tentunya Anda sebagai orang tua.
Yang Orang Tua Bisa Lakukan Jika Anak Terlambat Bicara
Orang tua dan lingkungan terdekat memegang peranan penting dalam perkembangan bicara dan bahasa anak. Sebab, kosakata anak berbanding lurus dengan jumlah kata yang didengarnya pada masa perkembangan bicara.
Jadi, ada beberapa hal yang bisa orang tua lakukan untuk menghindari dan mengatasi anak yang terlambat bicara. Berikut di antaranya seperti dikutip dari laman resmi IDAI:
ADVERTISEMENT