Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Anak Usia 7 Tahun ke Atas Masih Mengompol? Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan!
13 Mei 2025 18:50 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Mengompol adalah hal yang wajar terjadi pada anak-anak. Tapi bagaimana jika kebiasaan mengompol masih terus berlangsung hingga usia si kecil di atas 5-7 tahun?
ADVERTISEMENT
Waspada, Moms. IDAI melansir, kebiasaan mengompol rutin saat anak sudah tidak lagi balita, bisa menjadi tanda masalah kesehatan serius. Selain itu, bisa juga anak mengalami masalah psikologis tertentu.
Yang Perlu Diwaspadai Jika Anak di Atas 5-7 Tahun Mengompol
Mengutip Cleveland Clinic, mengompol bisa jadi tanda masalah kesehatan tertentu jika terjadi pada anak yang sudah lulus toilet training dan sering mengompol setelah tidak mengompol selama setidaknya enam bulan.
Beberapa tanda yang menunjukkan kemungkinan adanya masalah medis, seperti:
ADVERTISEMENT
Penyebab Anak Mengompol
Penyebab paling umum mengompol pada anak-anak adalah kurangnya kontrol kandung kemih. Anak-anak biasanya belajar mengontrol kandung kemih mereka antara usia 2 hingga 4 tahun.
Mengompol pada anak-anak antara usia 4 hingga 5 tahun adalah hal yang umum karena mereka tumbuh dan beradaptasi dengan tubuh mereka dengan kecepatan mereka sendiri. Sebagian besar anak-anak dapat mengontrol kandung kemih mereka pada usia 7 tahun. Setelah usia 7 tahun dan sepanjang masa remaja anak, insiden mengompol bisa terjadi. Tapi, bukan mengompol setiap hari ya, Moms.
Dalam beberapa kasus, mengompol yang sering atau berulang mungkin merupakan tanda kondisi medis yang mendasarinya, seperti:
ADVERTISEMENT
Selain gangguan kesehatan fisik, bisa juga anak mengalami masalah psikologis, Moms. Seperti kondisi lingkungan keluarga yang tidak harmonis, anak stres berkepanjangan, dan lain-lain. Jika Anda khawatir si kecil mengalami masalah tersebut, sebaiknya konsultasikan ke psikolog anak, ya.