Apa Bedanya Tes Swab PCR dan Rapid Test Antigen?

17 Desember 2020 16:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang petugas medis mengambil sampel dari seorang siswa sekolah menengah untuk menguji virus Corona, di Surabaya. Foto: AFP/JUNI KRISWANTO
zoom-in-whitePerbesar
Seorang petugas medis mengambil sampel dari seorang siswa sekolah menengah untuk menguji virus Corona, di Surabaya. Foto: AFP/JUNI KRISWANTO
ADVERTISEMENT
Tes swab atau rapid test antigen untuk deteksi virus corona. Dua istilah ini banyak disebut dan dibicarakan beberapa hari terakhir. Terutama sejak adanya kebijakan pemerintah yang mewajibkan rapid test antigen untuk mereka yang ingin berlibur ke luar kota.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, langkah pengetatan aturan ini diambil pemerintah untuk membendung terjadinya lonjakan kasus dari klaster libur panjang. Atas dasar itu, masyarakat yang ingin bepergian juga diharuskan maksimal menjalani rapid test antigen ini dua hari sebelum keberangkatan.
"Rapid test antigen ini memiliki sensitivitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan rapid test antibodi," jelas Luhut dalam keterangan tertulisnya, Selasa (15/12).
Namun perlu diketahui sebelumnya, rapid test antigen kerap juga disebut swab antigen. Alasannya karena tes dilakukan dengan mengambil sampel dahak dari hidung atau tenggorokan melalui swab.
Lantas, apa bedanya tes swab antigen dengan PCR? Berikut penjelasannya.

Perbedaan Tes Swab PCR dengan Swab atau Rapid Antigen

Seorang petugas medis mengambil sampel dari seorang siswa sekolah menengah untuk menguji virus Corona, di Surabaya. Foto: AFP/JUNI KRISWANTO
Tes swab PCR atau Real-time Reverse Transcription Polymerase Chain (RT-PCR), adalah tes yang dilakukan untuk membaca kode genetik pada sampel untuk mengetahui keberadaan virus pada tubuh seseorang.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan lembaga riset nirlaba Foundation for Innovative New Diagnostics (FIND), tes PCR punya sensitivitas mencapai 100 persen dan spesifisitas 96 di lingkungan terkontrol.
Tes PCR dilakukan dengan metode pengambilan sampel di pangkal hidung dan tenggorokan. Prosesnya pun tidak lama, Moms, hanya sekitar 15 detik saja. Selanjutnya, sampel tersebut akan dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.
Kita perlu tahu, virus corona adalah virus RNA (ribonucleic acid). Oleh sebab itu, peneliti harus menggunakan sampel RNA COVID-19 yang diubah menjadi bentuk DNA (deoxyribonucleic acid) agar bisa dianalisis oleh mesin PCR.
Menurut FDA, selanjutnya mesin PCR akan melakukan amplifikasi (perbanyakan) jutaan salinan DNA untuk dibaca. Jika mesin PCR mendeteksi keberadaan material genetik dari sampel, maka hasilnya akan dikatakan positif.
ADVERTISEMENT
Tes PCR dianggap memberikan hasil yang paling akurat. Sayangnya, diperlukan waktu yang lebih lama untuk mengetahui hasilnya. Sebenarnya, hasil tes ini bisa didapatkan dalam waktu beberapa jam.
Namun, karena banyaknya spesimen serta kapasitas lab yang kurang mencukupi, hasil tes swab PCR di Indonesia sering memakan waktu 1 sampai 3 hari. Biaya untuk tes PCR juga terbilang tidak murah yakni, sekitar Rp 1 sampai 2 juta tergantung pada berapa lama hasilnya akan keluar.
Ilustrasi swab test. Foto: Shutter Stock
Lain halnya dengan tes swab atau rapid test antigen. Metode yang digunakan untuk rapid test antigen memang sama seperti tes PCR, dan tujuannya sama-sama mendeteksi keberadaan virus di tubuh seseorang. Namun tes antigen 'hanya' mendeteksi protein yang ada di permukaan virus corona saja.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, rapid test antigen mempunyai kemungkinan memberikan hasil false-negatif. Artinya, orang-orang yang sebenarnya terinfeksi virus corona justru tidak terdeteksi dan malah menunjukkan hasil negatif.
Karena hal ini juga tenaga medis akan tetap menyarankan orang-orang untuk tetap melakukan tes swab PCR setelah rapid test antigen, Moms. Dengan catatan, orang tersebut telah menunjukkan gejala terinfeksi virus corona.
Penulis: Hutri Dirga Harmonis