Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Apa Itu Phantom Pregnancy? Kenali Ciri dan Penyebabnya!
16 Januari 2024 12:20 WIB
ยท
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tetapi, ada beberapa orang yang mengalami gejala kehamilan, namun sebenarnya ia tidak hamil. Kondisi tersebut disebut sebagai phantom pregnancy atau kehamilan palsu.
Phantom pregnancy dalam dunia medis juga disebut sebagai pseudocyesis dan cukup jarang terjadi. Penelitian mengungkapkan kasus pseudocyesis hanya memengaruhi 1 hingga 6 orang per 22.000 kelahiran.
Bagi wanita yang mengalaminya, mereka seakan-akan merasakan dirinya sedang hamil. Secara psikologis, phantom pregnancy juga akan membuat ibu merasa seperti hamil sungguhan. Padahal, tidak ada janin yang berkembang di rahimnya, tes kehamilan negatif, dan hasil USG tidak menemukan apa pun pada rahim.
Dikutip dari Parents, dalam beberapa kasus, keyakinan bahwa mereka sedang hamil dapat mencapai tingkat delusi.
"Secara umum, kondisi ini kemungkinan besar sekarang telah menurun, seiring dengan berjalannya waktu dan metode deteksi kehamilan yang lebih baik," ucap psikiater kesehatan ibu dan reproduksi di Jersey Shore University Medical Center, Nina Ross, MD.
ADVERTISEMENT
Penyebab Ibu Mengalami Kehamilan Palsu?
Hingga saat ini, penyebab pasti kehamilan palsu belum dapat dipastikan. Meski begitu, ada beberapa ahli percaya keinginan yang kuat dari seseorang untuk hamil menyebabkan pikiran mereka tidak hanya percaya bahwa mereka sedang hamil. Tetapi juga akhirnya mengembangkan gejala fisiologis sebagai respons terhadap keinginan hamilnya.
"Dalam bidang kejiwaan, ini dianggap sebagai gangguan gejala somatik, atau ketika seseorang mengalami gejala fisik tanpa penjelasan medis yang jelas," ucap psikiater reproduksi, Sarah Oreck, MD, MS.
"Ini juga yang mungkin melibatkan sistem endokrin tubuh, yang mengakibatkan terjadi pelepasan hormon yang menyebabkan gejala kehamilan," lanjut dia.
Dr. Oreck juga menilai adanya faktor psikologis, yang mencakup keinginan kuat atau ketakutan seseorang terhadap kehamilan. Ada juga faktor kesehatan mental atau reaksi terhadap stres atas pengalaman pribadi yang kurang menyenangkan, seperti memiliki masalah infertilitas, kehilangan anak, hingga riwayat pelecehan seksual atau emosional.
ADVERTISEMENT
Beberapa bukti juga menunjukkan bahwa pseudocyesis disebabkan oleh hiperprolaktinemia, atau kadar hormon prolaktin yang sangat tinggi. Kondisi ini sering kali berhubungan dengan stres ekstrem yang dialami ibu.
"Terkadang kondisi medis seperti masalah hormonal atau tumor juga bisa menyerupai tanda-tanda kehamilan. Dalam kasus lain, seseorang mungkin berkhayal atau berkeyakinan yang salah dirinya hamil, yang disebabkan karena ia memiliki penyakit psikotik, seperti skizofrenia. Dalam kondisi ini, orang tersebut membutuhkan pengobatan," tutur Dr. Ross.
Apa Saja Ciri-ciri Seseorang Mengalami Gejala Kehamilan Palsu?
Secara fisik, gejala umum yang dialami wanita dengan kehamilan hantu mirip seperti kehamilan biasa. Yang paling dirasakan adalah perut membuncit layaknya ibu hamil. Perut dapat tampak membesar selama kehamilan, sehingga tampak ada bayi di dalam rahimnya.
ADVERTISEMENT
Namun, alih-alih bayi, perut membuncit tersebut dikaitkan dengan penumpukan gas, lemak, dan kotoran dalam perut. Akan tetapi, wanita dengan kondisi ini juga merasakan kontraksi, sehingga mereka seringkali mengira mereka tengah mengandung.
Mengutip dari Very Well Family, ciri-ciri phantom pregnancy lainnya adalah sebagai berikut:
Gejala-gejala di atas bisa berlangsung antara beberapa minggu hingga sembilan bulan --layaknya kehamilan pada umumnya. Dan kondisi ini paling sering terjadi pada mereka yang mengalami infertilitas atau perimenopause. Terlebih lagi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa 80 persen kasus terjadi pada wanita yang sudah menikah.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa yang bisa dilakukan pada wanita yang mengalami gejala kehamilan palsu?
Perawatan wanita dengan kehamilan palsu perlu dilakukan dengan tepat. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, misalnya:
1. Membuktikan Kehamilan
Mereka yang mengalami kehamilan palsu perlu diyakinkan oleh dokter kandungan. Lewat pemeriksaan USG, dokter akan menegaskan bahwa tidak ada kehamilan maupun janin yang berkembang di rahimnya.
2. Perawatan dari Ahli
Pada beberapa kondisi, membawa mereka kepada psikolog atau psikiater bisa menjadi solusi. Para ahli tersebut akan mengembangkan rencana perawatan, yang mungkin dapat mencakup intervensi terapi dan pengobatan.
Karena pengalaman mengalami phantom pregnancy bisa memengaruhi secara emosional. Maka dari itu, bantuan dari profesional diharapkan bisa membantu orang yang mengalaminya agar melewati fase tersebut dengan baik. Misalnya, meluangkan waktu untuk fokus pada kehidupan lainnya, seperti hobi, karier, atau berkumpul dengan orang-orang terkasih.
ADVERTISEMENT
3. Dukungan Psikologis
Mengetahui kehamilan palsu akan membuat seseorang yang mengalaminya patah hati dan hancur. Makanya, Anda bisa memberi dukungan agar tidak patah semangat dan bisa kembali menjalani rutinitas sehari-harinya lagi.