Apa Saja Faktor Pencetus Alergi pada Anak?

11 Juni 2024 11:43 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi alergi anak. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi alergi anak. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga dapat mengalami alergi. Kemungkinan alergi pada anak bisa semakin tinggi jika kedua orang tuanya juga mengalaminya.
ADVERTISEMENT
Nah Moms, ada beberapa faktor pencetus alergi yang biasanya sering terjadi pada anak. Mulai berasal dari susu sapi, hewan, jamur, hingga debu.
Menurut Dokter Spesialis Anak sekaligus expert kumparanMOM, dr. Aisya Fikritama, SpA, orang tua harus hati-hati terhadap hal yang sering membuat anak alergi. Kasus alergi pada anak kebanyakan disebabkan oleh protein susu sapi. Oleh karena itu, sebaiknya para orang tua bisa mengutamakan pemberian ASI pada anak.
"Selain itu ada beberapa penyebab alergi pada anak yaitu yang pertama adalah makanan, susu sapi, kacang tanah, seafood, telur, dan gandum," ujar dr. Aisya kepada kumparanMOM, Minggu (9/6).

Faktor Pencetus Alergi pada Anak

Reaksi alergi bisa ringan seperti gatal-gatal. Sementara reaksi berat dapat berupa syok anafilaksis.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi anak alergi. Foto: Shutterstock
Penyebab alergi lainnya adalah debu, yakni partikel halus yang berada di udara dan di permukaan benda. Partikel halus seperti debu, jamur, tungau, serbuk sari, ataupun bulu hewan, bisa memicu risiko alergi pada anak.
Kemudian penyebab alergi selanjutnya berupa bersin, hidung tersumbat, hidung meler, merah ataupun mata yang berair.
com-Ilustrasi anak gatal-gatal Foto: shutterstock
Bahan kimia yang meliputi detergen hingga pembersih rumah tangga juga bisa memicu terjadinya alergi. Tak hanya itu, cat tembok pun bisa memberikan rasa gatal di kulit.
"Sampai sekarang alergi memang belum bisa disembuhkan. Oleh karena itu hindari faktor pemicunya," tutur dr. Aisya.
Untuk mencegah kekambuhan alergi, tentunya orang tua bisa mengenali faktor pemicu dari alergi. Kemudian jangan ragu juga untuk konsultasi ke dokter spesialis anak ya, Moms.
ADVERTISEMENT