Apa yang Dirasakan Anak TK saat Akan Masuk SD?

Ilustrasi anak takut masuk SD. Foto: Shutterstock

Saat akan memasuki jenjang pendidikan baru, setiap anak mungkin merasa antusias dan tidak sabar dengan sekolah barunya nanti. Namun, tak sedikit juga yang merasa takut karena harus berpisah dengan teman dan guru di sekolah sebelumnya dan bertemu dengan orang-orang baru.

Ya Moms, hal itu salah satunya dapat kita lihat dari anak TK yang akan masuk ke SD. Mereka mungkin akan mengalami transisi dan perubahan, baik dari segi pelajaran maupun lingkungan pertemanan. Lantas, seperti apa umumnya yang dirasakan anak TK saat akan masuk SD?

Transisi yang Dirasakan Anak TK saat akan Masuk SD

Ilustrasi anak pertama kali masuk SD. Foto: Shutter Stock

Menurut Agstried Elisabeth, psikolog pendidikan sekaligus co-founder Rumah Dandelion, anak TK yang akan masuk SD umumnya akan merasa antusias dalam menghadapi perubahan tersebut. Di sisi lain, si kecil mungkin juga merasa tak nyaman karena harus bertemu dengan orang baru.

“Yang biasa anak rasakan adalah perasaan excited sekaligus tidak nyaman karena harus datang ke tempat baru dan asing,” jelas Agstried saat dihubungi kumparanMOM pada Jumat (2/9).

Ya Moms, menurut Agstried, beberapa anak mungkin merasa takut saat akan memasuki lingkungan baru dan bertemu dengan orang-orang baru.

“Sebenarnya dibilang takut, lebih karena mereka harus datang ke tempat asing dan bertemu orang yang benar-benar asing, guru-guru yang tidak mereka kenal. Tempat yang baru seperti itu kan membuat anak takut, ya,” ujarnya.

Selain itu, perubahan dari segi belajar membuat anak perlu beradaptasi lagi. Tak sedikit pula anak yang merasa tidak percaya diri karena merasa kesulitan dengan pelajaran di SD.

“Tuntutan belajar di SD sangat berbeda dengan di TK, sehingga bisa jadi anak juga kehilangan kepercayaan dirinya bahwa mereka mampu, tidak seperti di TK yang mudah dan menyenangkan,” ungkap Agstried.

Untuk mengatasi ketakutan anak TK yang akan masuk SD, penting bagi orang tua memberikan pemahaman pada si kecil. Tak hanya menjelaskan lewat kata-kata, tetapi juga melalui hal-hal yang bisa dilakukan sehari-hari.

“Seperti membangun rutinitas sekolah dari jauh-jauh hari supaya tidak susah bangun pagi setelah libur panjang. Kalau ada teman TK yang masuk SD yang sama bisa melakukan playdate sebelum masuk sekolah dan ceritakan bahwa temannya tersebut masuk ke SD yang sama juga,” tutur Agstried