Apakah Anak dengan ADHD Bisa Sekolah Umum? Ini Penjelasannya

18 Juli 2024 14:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak dengan ADHD. Foto: MIA Studio/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak dengan ADHD. Foto: MIA Studio/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Setiap orang tua pastinya ingin anaknya mendapat pendidikan terbaik, termasuk jika si kecil mengalami Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Namun, apakah anak ADHD bisa sekolah di sekolah umum?
ADVERTISEMENT
ADHD merupakan salah satu gangguan mental yang paling umum terjadi pada anak-anak. Berdasarkan keterangan WebMD, gangguan ini dialami hampir 10% anak-anak di Amerika Serikat. Selain itu, anak laki-laki diketahui dua kali lebih berisiko terdiagnosis ADHD dibandingkan perempuan.
Gejala ADHD pada anak sangat bervariasi, tapi secara umum mereka akan menunjukkan sikap impulsif atau bertindak tanpa berpikir. Mereka juga mengalami kesulitan untuk fokus pada satu hal, serta hiperaktif atau terlalu banyak bergerak dan berbicara. Gejala inilah yang kerap membuat orang tua dilema memilih sekolah untuk anak dengan ADHD.

Apakah Anak ADHD Bisa Sekolah di Sekolah Umum?

Ilustrasi anak ADHD di sekolah umum. Foto: Shutterstock
Mengutip Time4Learning, sekolah umum memiliki seperangkat aturan yang terkadang sulit diikuti oleh anak ADHD. Di sekolah umum juga dibutuhkan interaksi sosial dengan batasan-batasan tertentu agar tidak memicu konflik. Anak yang hiperaktif bisa jadi kesulitan beradaptasi dengan konsep interaksi ini.
ADVERTISEMENT
Selain itu, guru sekolah umum tidak memiliki kualifikasi untuk menangani anak dengan kondisi khusus, termasuk ADHD. Jadi, selain sulit bagi anak, lingkungan juga kemungkinan akan sulit berinteraksi dengan si kecil.
Namun, bukan berarti anak ADHD tidak bisa menempuh pendidikan formal di sekolah umum. Jika gejala yang muncul cenderung ringan dan bisa dikendalikan dengan mudah melalui terapi dari dokter, mereka bisa saja masuk ke sekolah umum.
Meski begitu, merujuk tulisan terapis Jeanne Segal, Ph.D. dan Melinda Smith, M.A. di laman Help Guide, sebaiknya orang tua tetap memberi tahu kondisi anaknya kepada guru di sekolah. Dengan begitu, guru bisa mengawasi atau memberi perhatian khusus pada anak.
Bagi anak dengan gejala ADHD yang cukup parah, sebaiknya dimasukkan ke sekolah yang menerapkan pendidikan inklusi. Sekolah-sekolah umum yang menerapkan pendidikan inklusi, dapat menerima anak-anak berkebutuhan khusus dengan guru pendamping.
Ilustrasi Orang Tua Mengantar Anak ADHD ke Sekolah. Foto: Shutterstock
Indonesia memiliki sekolah inklusi yang cukup banyak. Berdasarkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kemendikbud per Desember 2022, terdapat 40.928 sekolah yang telah melaksanakan pendidikan inklusi, baik di jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK negeri maupun swasta.
ADVERTISEMENT
Dari jumlah satuan pendidikan tersebut, ada 135.946 peserta didik berkebutuhan khusus yang telah melaksanakan pembelajaran di dalamnya.
Alternatif pendidikan lain yang bisa diberikan untuk anak ADHD adalah homeschooling. Menurut laman Time4Learning, belajar di rumah lebih minim distraksi sehingga anak bisa belajar pada saat mereka siap. Kurikulum yang diberikan pun bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan minat anak.
Saat homeschooling, si kecil juga akan terhindar dari risiko perundungan yang kerap terjadi di sekolah umum. Namun, ini juga bisa menimbulkan masalah lain, seperti kesulitan untuk interaksi dengan orang baru, jika si kecil 100 persen belajar di rumah. Biasanya, orang tua yang menerapkan pendidikan homeschooling untuk anak-anaknya, mereka kerap dilibatkan ke dalam klub-klub tertentu sesuai minat anat.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk membantu anak dengan ADHD beradaptasi di masyarakat.