Apakah ASI itu Darah?

16 November 2020 10:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu menyusui bayinya. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu menyusui bayinya. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
ASI adalah makanan terbaik untuk si kecil karena memiliki nutrisi lengkap yang paling sesuai untuk menunjang tumbuh kembang bayi. Itulah kenapa, WHO dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan bayi diberi ASI dan hanya ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. Apalagi, proses menyusui sendiri dapat memberikan banyak sekali manfaat untuk bayi maupun ibunya.
ADVERTISEMENT
Namun, kerap kali ibu dibuat bingung dengan mitos seputar ASI. Salah satunya, soal asal muasal ASI. Ada yang meyakini ASI adalah darah. Sehingga bila diperah atau pompa dari payudara ibu dan dibiarkan, ASI bisa kembali berubah menjadi darah! Benarkah demikian?
Moms, yuk, simak apa kata ahli.

Benarkah ASI itu Darah?

Ibu menyusui sambil memompa ASI Foto: Shutterstock
Menurut dr. Margaret Mutiaratirta Sugondo, CIMI, Dokter Umum sekaligus Konselor Laktasi, ASI adalah salah satu cairan tubuh yang komponennya berbeda dari darah. Sehingga, anggapan terkait apakah ASI itu darah hanyalah mitos belaka.
"Apabila terdapat darah di dalam ASI, maka biasanya disebabkan oleh kapiler darah yang pecah karena adanya trauma pada puting," ujarnya kepada kumparanMOM.
Kendati demikian, ASI masih tetap aman dikonsumsi bayi, kok, Moms. Hanya saja, bila Anda mengidap penyakit tertentu, seperti HIV (human immunodeficiency virus), hepatitis, dan lainnya, sebaiknya Anda hentikan dulu pemberian ASI atau segera ke dokter untuk dapat penanganan yang tepat.
ADVERTISEMENT

ASI dan Darah Keluar dari Saluran Berbeda

Ilustrasi mengeluarkan ASI perah dengan pompa payudara Foto: Shutterstock
Senada dengan dr. Margaret, Miranda Virdi, Konsultan Laktasi dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) pun menyetujui bahwa anggapan bahwa ASI dapat berubah menjadi darah itu adalah mitos lama. Ia menegaskan, ASI dan darah keluar dari saluran yang berbeda.
"Darah itu mengalir melalui pembuluh darah dari/ke jantung, sementara ASI itu kan keluar dari payudara melalui saluran ASI," imbuh Virdi kepada kumparanMOM.
Lantas bagaimana dengan anggapan bahwa ASI perah yang terjemur sinar matahari akan menjadi merah seperti darah? Virdi mengatakan, kalaupun ASI bisa berubah warna karena dijemur di bawah sinar matahari, itu bukan berarti ASI berubah menjadi darah.
"Mungkin buat orang yang enggak paham bau, warna, dan rasa ASI. Pas warnanya berubah itu dicium, kok bau amis ya. Padahal kan bau ASI memang agak amis tidak sama seperti bau susu sapi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Nah Moms, terkait soal ASI perah (ASIP), Anda harus memahami betul bahwa ASIP memang tak boleh disimpan terlalu lama di suhu ruang, apalagi di bawah sinar matahari. Mengutip The Academy of Breastfeeding Medicine Protocol Committee, pada suhu ruang berkisar 16-29 derajat celcius, ASI perah hanya bertahan 4-6 jam saja. Jadi jika menyimpan ASI perah di suhu ruang lebih dari waktu tersebut, jangan diberikan ke bayi.