Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Bayi umumnya mulai diberikan makanan pendamping ASI (MPASI) pada usia 6 bulan. Seiring bertambah usianya, si kecil akan sedikit demi sedikit diperkenalkan dengan aneka jenis makanan yang berbeda untuk mengenal variasi, tekstur, dan rasa.
Tapi bagaimana dengan pemberian mi sebagai MPASI? Umur berapa bisa diperkenalkan?
Menurut American Academy of Pediatrics, penting untuk memperkenalkan anak-anak pada berbagai rasa dan tekstur. Mi menjadi tekstur menarik yang bisa diberikan kepada bayi.
Namun sebelum memberikannya, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, Moms.
Usia Tepat Pemberian Mi pada Bayi
Dilansir Romper, ahli Patologi Bahasa Bicara Anak sekaligus spesialis makanan, Melanie Potock, menjelaskan bahwa bayi membutuhkan gigi untuk mengunyah mi yang lebih panjang, seperti spaghetti.
Anak-anak, khususnya bayi yang masih berusia 6 bulan belum memiliki keterampilan motorik halus untuk mengambil tiap helai mi yang panjang satu per satu. Untuk itu, ia menyarankan agar pemberian mi dapat ditunda hingga si kecil berusia 8-9 bulan, Moms.
"Kalau belum 8 bulan, cincanglah pasta spaghetti atau mi lalu tambahkan sedikit tepung roti untuk menambahkan sedikit tekstur, jadikan gumpalan yang mudah diambil tangan bayi namun juga mudah dikunyah di mulutnya," ujar Melanie.
Senada dengan Melanie, dokter anak sekaligus penulis buku Feed the Baby Hummus, Pediatrician-Backed Secrets from Cultures Around the World, Dr. Lisa Lewis, juga mengatakan, mi dapat diperkenalkan pada bayi saat usia 8 bulan ke atas.
Selain itu, bayi juga harus sudah bisa duduk secara mandiri dan memiliki kontrol kepala yang baik bila ingin diberi MPASI berbentuk mi.
Mi Tidak Mengandung MSG dan Pengawet
MSG adalah bahan penambah rasa yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Zat makanan ini kerap digunakan sebagai penyedap rasa.
Meski dapat dikonsumsi dalam batas jumlah tertentu, namun bayi tidak disarankan untuk mengonsumsi MSG apalagi secara berlebihan. Dosen D4 Teknologi Laboratorium Medik (TLM) Universitas Muhammadiyah Surabaya, Baterun Kunsah, mengatakan, anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan lebih sensitif terhadap efek MSG daripada kelompok dewasa.
Adapun efek MSG adalah menurunnya fungsi otak yang mengurangi kecerdasan si kecil. Nggak hanya itu, Moms. Dampak MSG berlebih juga dapat memicu obesitas, hipertensi, kerusakan sel, serta kerusakan ginjal, hingga depresi.
Selain MSG, pastikan juga mi yang dikonsumsi tidak mengandung bahan pengawet seperti asam borat (boraks) dan formalin.
Tekstur Mi Halus dan Mengandung Nutrisi Lengkap
Si Kecil usia 1 tahun keatas masih belajar menggigit dan mengunyah makanan terutama bentuk makanan keluarga. Untuk itu, pastikan mi yang Anda berikan memiliki tekstur yang halus, Moms.
Selain tekstur, pastikan juga mi yang Anda berikan mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan si kecil seperti Promina Mi Batita Ayam Kampung, mi tanpa kuah pertama khusus untuk balita berusia 12 bulan ke atas.
Diluncurkan khusus untuk mendukung dan mencukupi kebutuhan bayi yang sedang belajar menggigit, mengunyah, dan mengenal variasi tekstur dan rasa. Promina Mi Batita ini memiliki tekstur mi yang halus dan dilengkapi dengan sayuran serta daging asli yang dijamin bebas MSG dan bahan pengawet.
Promina Mi Batita punya kandungan gizi yang lengkap seperti vitamin A, C, E, & zinc di dalamnya juga bisa menjadi alternatif asupan kaya nutrisi untuk bantu tumbuh kembang dan jaga imunitas si kecil.
Makanan ini juga bisa menjadi eksplorasi MPASI lebih menyenangkan dan tidak membuat si kecil bosan serta “anti-GTM”.
Tertarik untuk mencoba Promina Mi Batita? Produk ini telah tersedia di Indomaret, official store e-commerce kesayangan Anda maupun supermarket terdekat. Kunjungi juga Instagram @bayisehatpromina untuk informasi terkait tumbuh kembang anak ya, Moms!
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Promina