Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Apakah Berat Badan Lahir Rendah pada Bayi Bisa Dicegah Sejak dalam Kandungan?
24 November 2023 14:38 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal inilah yang dialami seorang ibu di Tasikmalaya yang melahirkan bayi sebesar 1,5 kilogram dan masuk kategori BBLR. Namun, bayi yang lahir pada sebuah klinik itu tidak dimasukkanoleh bidan ke inkubator atau fasilitas Neonatal Intensive Care Unit (NICU). Padahal, bayi lahir prematur atau BBLR harus mendapat perawatan yang tepat, Moms.
Bahkan, setelah melahirkan di klinik bayi itu sempat dijadikan bahan untuk konten di media sosial tanpa izin pihak keluarga. Sehari setelah kelahiran, bayi itu pun meninggal dunia.
Apa sih yang dimaksud dengan BBLR? Dikutip dari laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi masuk kategori BBLR bisa lahir dengan berat badan di bawah 2,5 kilogram. Sedangkan berat badan lahir yang normal adalah 2,5 hingga 4 kilogram.
ADVERTISEMENT
BBLR sering dikaitkan dengan kelahiran prematur. Bayi prematur sendiri adalah bayi yang lahir kurang bulan dan biasanya terlahir dengan berat badan rendah. Namun, bayi yang lahir sesuai HPL juga bisa lahir dengan berat badan rendah.
BBLR bisa disebabkan oleh berbagai hal, termasuk masalah kesehatan ibu seperti tekanan darah tinggi, diabetes, masalah plasenta, kurang gizi, hingga infeksi kehamilan.
Bisakah BBLR pada Bayi Terdeteksi Sejak di Dalam Kandungan?
Menurut Dokter Spesialis Kebidanan Kandungan, dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG, sebenarnya BBLR bisa saja terdeteksi sejak bayi masih di dalam kandungan.
"Bisa dideteksi dari awal kehamilan, tapi tergantung penyebabnya. Bisa diprediksi tapi ada beberapa kasus yang tidak bisa dicegah, jadi antisipasi persalinan lebih cepat saja," kata dr. Dinda kepada kumparanMOM.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, wanita yang sedang program hamil atau sedang menjalani kehamilan diharapkan dapat memeriksakan rutin kondisi tubuhnya. Bila sedang hamil, maka jangan menunda-nunda untuk melakukan pemeriksaan USG.
Biasanya, lewat USG, dokter dapat memberi gambaran tentang pertumbuhan janin, salah satunya perkiraan berat badan. Meski begitu, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Dr. dr. Ivan Rizal Sini, GDRM, MMIS, FRANZCOG, Sp.OG, mengingatkan para calon orang tua juga perlu memahami bahwa hasil USG tidak bisa disamakan dengan berat badan bayi saat lahir.
"Akurasi USG punya banyak faktor terhadap estimasi berat bayi (EFW), yaitu usia kehamilan, posisi janin, dan banyak faktor lain. USG terhadap berat punya angka error yang rentangnya sekitar plus minus 200 gram," jelas Dr. Ivan yang berpraktik di RS Bunda dan Morula IVF Jakarta.
ADVERTISEMENT
Dr. Ivan menjelaskan, saat usia kehamilan memasuki trimester ketiga, biasanya dokter akan cenderung lebih sulit lagi dalam memprediksi akurasi berat badannya.
"Idealnya untuk penentuan taksiran lahir berdasarkan haid pertama haid terakhir atau USG di trimester pertama," kata dia.
Nah Moms, yang tidak kalah penting untuk diwaspadai adalah IUGR (Intrauterine Growth Restriction) atau kondisi ketika pertumbuhan janin dij dalam kandungan terhambat. Tentu saja kondisi ini dapat mengancam perkembangan janin. Sehingga, bayi bisa saja lahir dengan BBLR.
Lantas, apa saja yang bisa menyebabkan bayi memiliki kondisi IUGR?
Dr. Dinda menuturkan bahwa beberapa faktor ini dapat membuat IUGR dapat terjadi pada bayi, yakni usia hingga penyakit yang dialami ibu. Pada ibu yang sudah berusia lebih dari 35 tahun atau bahkan memiliki penyakit atau infeksi yang membuat aliran darah jadi tidak lancar itu dapat menyebabkan IUGR pada bayi. Termasuk pada bayi yang sejak di dalam kandungan sudah memiliki kelainan.
ADVERTISEMENT
Sementara menurut Dr. Ivan, penyebab IUGR bisa berbagai macam, termasuk dari faktor internal bayi maupun eksternal dari maternal ibunya.
"Seperti insufisiensi plasenta dalam yang menghantarkan mineral, darah, dan nutrien untuk bayi. Kondisi-kondisi seperti preeklamsia dan anemia adalah contoh-contoh yang sering dikaitkan dengan IUGR," tutup Dr. Ivan.