Apakah Hemofilia Bisa Menyebabkan Kematian pada Anak?

21 Februari 2021 12:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak jatuh. Foto: Dok. Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak jatuh. Foto: Dok. Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat anak terjatuh, wajar bila akan timbul luka hingga berdarah. Jika berdarah pun, umumnya aliran darah si kecil akan cepat berhenti. Meski begitu, Anda harus waspada bila darah yang keluar dari tubuh anak tak kunjung berhenti, bahkan sampai mengalami pendarahan, Moms. Bisa jadi, si kecil terkena hemofilia.
ADVERTISEMENT
Dokter Spesialis Anak Dr. dr. Novie Amelia Chozie, Sp.A(K) mengatakan, hemofilia adalah suatu penyakit yang terjadi akibat adanya kerusakan gen pembekuan darah, sehingga bila anak mengalami luka kecil sekali pun pendarahannya akan sulit berhenti.
"Pada hemofilia yang ringan, umumnya terlihat anak akan mengalami pendarahan dan darahnya sulit berhenti. Selain itu bisa juga terlihat dari lebam, memar biru, atau ketika anak berjalan sendi lutut, siku, dan pergelangan kakinya membengkak sampai menimbulkan nyeri. Jika anak mengidap hemofilia yang berat, tentunya risiko sendi yang terluka sampai pendarahannya akan semakin parah," kata dr. Novie dalam live Instagram Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dengan tema 'Hemofilia pada Anak: Bagaimana Gejalanya?' beberapa waktu lalu.
Lantas, apakah hal ini bisa menimbulkan kematian pada anak?
ADVERTISEMENT

Penjelasan Dokter Seputar Hemofilia pada Anak

Ilustrasi anak memakai plester luka di lututnya Foto: Shutterstock
Dokter yang juga ahli hematologi dan keganasan penyakit pada anak ini menjelaskan, hemofilia bisa menyebabkan kematian kalau pendarahannya sulit dihentikan. Yang harus diwaspadai adalah pendarahan pada organ dalam anak.
"Misalnya yang berkontribusi adalah pendarahan otak di kepala. Maka kami selalu berpesan terhadap anak penderita hemofilia untuk berhati-hati menjaga diri dan untuk orang tua kami selalu memperhatikan tanda-tandanya. Orang tua harus curiga ketika anak tidur terus, sulit dibangunkan, muntah-muntah, ada sakit kepala hebat. Artinya ada pendarahan pada otak anak. Kalau tidak diatasi sesegera mungkin maka risiko kematiannya akan lebih tinggi," papar dr. Novie.
Meski begitu, jika hemofilia pada anak diatasi dengan baik dan berobat secara rutin, si kecil masih bisa mencapai potensi tumbuh kembang secara maksimal, Moms. Walaupun belum bisa sembuh total, tapi pengobatan dengan pemberian suplai faktor pembekuan darah yang dibutuhkan anak akan membantunya beraktivitas seperti anak normal lainnya.
ADVERTISEMENT
"Bila orang tua mempunyai anak yang sudah didiagnosis hemofilia, harus diawasi secara ketat pergerakannya. Jika anak sudah bisa mengerti, diberikan pemahaman tentang penyakitnya. Bukan berarti tidak bisa beraktivitas tapi memang harus ada penyesuaian, seperti tidak boleh main basket, bela diri, karena itu semua berisiko. Nah selain itu juga, harus rutin berobat dan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan obat faktor pembekuan tadi secara teratur," tutup dr. Novie.