Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Apakah Ibu Hamil Bisa Alami Kontraksi Tanpa Disertai Air Ketuban Pecah?
1 Februari 2022 17:59 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Kontraksi dan air ketuban pecah merupakan salah satu tanda ibu hamil akan segera melahirkan. Ya Moms, kondisi ini umumnya terjadi saat memasuki usia kehamilan 37 minggu ke atas.
ADVERTISEMENT
Biasanya, air ketuban akan pecah setelah ibu hamil kontraksi. Namun, bisa saja air ketuban pecah lebih dulu, sebelum kontraksi berlangsung.
Saat ketuban pecah, ibu hamil akan mengalami sensasi basah di vagina atau di perineum. Lalu, cairan encer keluar dari vagina secara terus-menerus, atau ada semburan cairan kuning bening atau kuning pucat.
Lantas, apakah mungkin ibu hamil mengalami kontraksi tanpa disertai air ketuban pecah?
Penjelasan soal Kontraksi Tanpa Disertai Air Ketuban Pecah
Ternyata, bisa saja air ketuban tidak pecah walaupun ibu hamil sudah mengalami kontraksi. Jika melahirkan dengan operasi caesar, air ketuban juga mungkin tidak pecah sampai operasi dilakukan.
Namun seperti dikutip dari Healthline, memang sangat jarang ketuban tidak pecah sama sekali selama persalinan dan bayi lahir masih terbungkus dalam kantung ketuban. Jika memang terjadi, ini dikenal sebagai kelahiran en caul .
ADVERTISEMENT
Kemudian, jika selama persalinan aktif serviks sudah melebar dan menipis, lalu kepala bayi sudah berada di dalam panggul, dokter mungkin akan melakukan teknik amniotomi. Teknik ini untuk memulai kontraksi persalinan atau membuat kontraksi semakin kuat, sehingga proses persalinan bisa dilakukan. Selama amniotomi, kait plastik tipis akan digunakan juga untuk membuat lubang kecil di kantung ketuban untuk menyebabkan ketuban pecah.
Mengutip Mayo Clinic, prosedur tersebut tidak menimbulkan rasa sakit bagi ibu hamil atau bayi, meskipun terkadang kait dapat meninggalkan goresan kecil di kepala bayi. Kemudian, ibu hamil juga akan diminta tetap dalam posisi setengah duduk untuk meminimalkan kompresi tali pusat dan memastikan suplai oksigen yang baik untuk janin.
Setelah amniotomi, detak jantung janin juga akan dipantau selama satu menit penuh. Hal ini dilakukan untuk memeriksa setiap perubahan pada kondisi janin dan tanda-tanda peringatan yang mungkin menandakan gawat janin.
ADVERTISEMENT