Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Apakah Tes DNA Bisa Dilakukan pada Bayi di dalam Kandungan?
3 Juni 2022 10:06 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Tes DNA (deoxyribonucleic acid) merupakan salah satu bagian dari tes genetik. Dikutip dari Verywell Family, tes yang digunakan untuk mengetahui hubungan biologis orang tua dan anak disebut dengan tes DNA paternitas. Tes ini menggunakan profil DNA dari setiap individu dan membandingkan datanya untuk menentukan apakah ada kecocokan genetik antara orang tua dengan anak.
ADVERTISEMENT
Tes DNA umumnya dilakukan dengan mengambil sampel darah atau sel bukal yang terdapat di lapisan mukosa di dalam pipi. Namun, apakah tes ini bisa dilakukan pada bayi di dalam kandungan? Jawabannya bisa, Moms. Mengutip dari Cleveland Clinic dan American Pregnancy, berikut ini tiga metode untuk melakukan tes DNA pada bayi di dalam kandungan .
Metode Tes DNA pada Bayi di dalam Kandungan
1. Tes Paternitas Prenatal Noninvasif (NIPP)
Tes paternitas prenatal noninvasif menganalisis DNA janin yang ditemukan dalam darah ibu hamil selama trimester pertama. Seorang spesialis laboratorium akan membandingkan informasi DNA janin dengan DNA dari sampel sel bukal calon ayah. Tes ini cenderung lebih aman dibanding metode lainnya. Namun, tes DNA ini tidak bisa dilakukan pada ibu yang hamil bayi kembar karena keterbatasan teknologi.
ADVERTISEMENT
2. Pengambilan Sampel Chorionic Villus (CVS)
Pengambilan sampel CVS dapat dilakukan pada kehamilan usia 10 – 12 minggu. Dokter akan mengambil sampel kecil jaringan dari plasenta melalui leher rahim atau perut ibu. Kemudian, sampel ini akan dibandingkan dengan sampel darah atau sel bukal dari calon ayah. Namun, perlu diperhatikan bahwa tes ini berisiko menyebabkan ibu mengalami keguguran.
Selain untuk tes DNA, pengambilan sampel CVS juga dapat digunakan untuk mendeteksi gangguan kromosom pada janin yang dapat menyebabkan down syndrome, sindrom Edward, dan cacat lahir.
3. Amniosentesis
Amniosentesis dilakukan dengan cara mengambil sampel cairan ketuban melalui jarum yang dimasukkan ke dalam perut ibu hamil. Tes ini dapat dilakukan pada usia kehamilan 15 – 20 minggu. Sama seperti pengambil sampel CVS, amniosentesis juga memiliki risiko keguguran.
ADVERTISEMENT
Selain untuk tes DNA, amniosentesis juga dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan kromosom, cacat tabung saraf, dan kelainan genetik dengan akurasi mencapai 99 persen.
Nah, itu tadi tiga metode tes DNA yang bisa dilakukan pada bayi di dalam kandungan. Meskipun bisa dilakukan, Anda tetap perlu berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu ya, Moms.