Asah Karakter Anak Lewat Literasi, Apa Maksudnya?

1 November 2018 13:11 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak membaca.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak membaca. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Anak dengan karakter baik, kreatif, dan mampu berpikir kritis sehingga tidak mudah terhasut berita hoax, tidak datang begitu saja. Orang tua, perlu melatihnya dengan berbagai cara.
ADVERTISEMENT
Salah satunya, dengan memberi anak kesempatan untul melakukan kegiatan-kegiatan literasi. Yaitu kegiatan yang terus mendekatkan anak pada kebiasaan untuk membaca dan menulis dengan terampil, sehingga dapat mendukung kemampuannya pada berbagai bidang. Tak hanya itu, kebiasaan ini tentu bisa mengasah kemampuan anak dalam mengolah informasi yang ia dapat, untuk kemudian bisa ia terapkan dalam hidup sehari-hari.
Tentu saja, Anda bisa mengenalkan literasi pada anak di rumah. Yakni dengan menyediakan buku-buku bacaan berkualitas sesuai kategori usianya, juga menjadwalkan waktu membaca bersama dan berdiskusi setelahnya.
Ilustrasi buku. (Foto: Huffington Post)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buku. (Foto: Huffington Post)
Sementara di lingkungan sekolah, literasi juga terus didengungkan, di luar dari aktivitas belajar-mengajar. Hal ini didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), dengan mengadakan Festival Literasi Sekolah (FLS) selama tanggal 28 hingga 31 Oktober 2018.
ADVERTISEMENT
Ada banyak aktivitas di FLS yang bertempat di Plaza Insan Berprestasi, Kemendikbud ini, Moms. Di antaranya ada pameran literasi dari perwakilan sekolah, penerbit, Taman Bacaan Masyarakat (TBM), lembaga mitra dan lainnya, lalu ada diskusi interaktif, pelatihan literasi, peluncuran buku, dan pemutaran film yang umumnya terbuka untuk umum secara gratis!
kumparanMOM mengunjungi FLS pada hari terakhir dan mengikuti diskusi literasi, bertema: Strategi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah. Pada diskusi ini, keempat narasumber dari empat sekolah menceritakan pengalamannya tentang gerakan literasi di sekolah masing-masing.
Mewakili SDIF AL FIKRI, Nury Fibriany, S.P, menuturkan, sekolahnya punya kebiasaan bagi anak kelas 1 sampai 6 SD menulis jurnal atau cerita setiap hari Senin. Temanya adalah apa yang dialami anak saat hari Sabtu dan Minggunya.
ADVERTISEMENT
Diskusi Literasi di Festival Literasi Sekolah (Foto: Fina Prichilia)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Literasi di Festival Literasi Sekolah (Foto: Fina Prichilia)
Tujuannya untuk mencurahkan emosi serta ide-ide, atau lebih tepatnya mereka sebetulnya sedang curhat dengan guru. Kemudian guru akan memberi komentar isi cerita dan terjadilah komunikasi. Selanjutnya, tulisan-tulisan mereka dicetak secara sederhana, untuk dijadikan buku.
Lalu di lokasi pameran literasi, di booth penerbit buku misalnya, ada potongan harga khusus hingga 70% pada acara ini saja, Moms. Kemudian, di booth mitra Tanoto Foundation, banyak terpampang karya-karya kreatif para siswa.
Booth penerbit di Festival Literasi Sekolah menyediakan potongan harga khusus. (Foto: Fina Prichilia)
zoom-in-whitePerbesar
Booth penerbit di Festival Literasi Sekolah menyediakan potongan harga khusus. (Foto: Fina Prichilia)
Salah satunya karya Rizky, siswa kelas 3 SD RGM Bloksongo, Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara bersama empat temannya yaitu piramida cerita yang berjudul Danau Toba dan Pulau Samosir.
”Piramida cerita ini dibuat untuk menceritakan kembali kisah dari buku dongeng nusantara yang sudah kami baca,” kata Rizky.
Pameran literasi booth Tanoto Foundation di Festival Literasi Sekolah (Foto: Fina Prichilia)
zoom-in-whitePerbesar
Pameran literasi booth Tanoto Foundation di Festival Literasi Sekolah (Foto: Fina Prichilia)
Pameran literasi booth Tanoto Foundation di Festival Literasi Sekolah (Foto: Fina Prichilia)
zoom-in-whitePerbesar
Pameran literasi booth Tanoto Foundation di Festival Literasi Sekolah (Foto: Fina Prichilia)
Adapun acara ini sudah kedua kalinya diadakan. Dikutip dari laman Kemdikbud, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen), Hamid Muhammad, menjelaskan, FLS merupakan perayaan literasi yang mewadahi warga sekolah yaitu siswa, guru dan kepala sekolah, penggiat literasi, pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), akademisi, penerbit, lembaga mitra, dan orang tua dalam sebuah forum bersama.
Pameran literasi di Festival Literasi Sekolah (Foto: Fina Prichilia)
zoom-in-whitePerbesar
Pameran literasi di Festival Literasi Sekolah (Foto: Fina Prichilia)
Salah satu sudut pameran di pameran literasi FLS 2018 (Foto: Fina Prichilia)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu sudut pameran di pameran literasi FLS 2018 (Foto: Fina Prichilia)
Dirjen Hamid juga menambahkan, FLS mampu menjembatani relasi antara sekolah, masyarakat, dan keluarga dalam sebuah gerakan bersama, yaitu gerakan literasi.
ADVERTISEMENT
Dengan mempertemukan semua pemangku kepentingan literasi, akan terjalin jejaring literasi dan munculnya kolaborasi. Melalui gerakan bersama dan kolaborasi di antara para pemangku kepentingan literasi, diharapkan peradaban negeri ini menjadi lebih maju dan sejahtera.
Meski acaranya sudah berakhir, semoga semangat literasi pada anak masih terus berdengung ya, Moms!