Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
ASI Perah di Freezer Jadi Kering dan Tertutup Kristal Es, Boleh Dikonsumsi Bayi?
25 Februari 2024 15:30 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ASI perah perlu disimpan di kulkas atau freezer setelah diperah. Ketahanan ASI perah baik di kulkas maupun freezer berbeda, sehingga ibu perlu cermat dalam menyimpan dan menggunakannya agar ASI tidak mengalami kerusakan atau basi.
Nah Moms, bila Anda rutin menyimpan ASI di freezer, maka patut perhatikan juga kondisi ASI perah disimpan terlalu lama sehingga cenderung jadi mengering, keras, atau bahkan tertutup kristal es. Kondisi ini disebut juga sebagai freezer burn.
Healthline melansir, freezer burn terjadi ketika makanan atau minuman beku kehilangan kelembapan, dan oksigen telah masuk menggantikannya. Kondisi ini terjadi pada makanan atau minuman apa pun yang telah dibekukan di freezer dalam waktu lama.
Hilangnya molekul air memunculkan dehidrasi dan oksidasi, kemudian menyebabkan makanan beku menjadi kering, keras, dan bahkan layu. Oksigen yang kemudian masuk bisa menyebabkan perubahan rasa dan warna, terutama pada daging, ikan, maupun unggas yang tidak dibungkus dengan baik.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana dengan ASI perah yang disimpan terlalu lama kemudian mengalami freezer burn? Apakah bisa berubah dan berkurang nutrisinya, atau justru masih aman-aman saja untuk dikonsumsi bayi?
ASI Perah Mengalami Freezer Burn, Apakah Tetap Boleh Dikonsumsi Bayi?
Perlu dipahami bahwa ASI perah bisa disebut juga sebagai makanan. Dan makanan apa pun bisa mengalami freezer burn.
“Freezer burn dapat terjadi pada makanan apa pun, karena kekeringan dan oksidasi. Oksidasi adalah penyebab kimia yang menyebabkan irisan apel dan alpukat menjadi coklat,” kata Lynnette Hafken, MS, IBCLC dari Rockville Lactation dan The Fed is Best Foundation, seperti dikutip dari Romper.
Tentu saja, freezer burn dapat terjadi pada ASI perah. Apalagi, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, ASI perah dapat disimpan dengan baik di dalam freezer hingga enam bulan bagi Anda yang menyimpannya di kulkas dua pintu.
ADVERTISEMENT
Tetapi, bisa enggak sih ASI perah tidak sampai mengalami freezer burn? Menurut ahli laktasi Kristin Gourley, IBCLC dari Lactation Link LLC, ini bergantung pada cara Anda menyimpan ASI perah di freezer.
Jadi, sebisa mungkin pastikan kantong ASI perah yang hendak dimasukkan di freezer sudah tertutup dengan rapat, sehingga udara tidak bisa masuk. Karena freezer burn lebih mungkin terjadi bila Anda tidak menutup rapat kantong ASI tersebut.
“Udara adalah salah satu komponen freezer burn. Jadi mengeluarkan udara sebanyak mungkin saat menutup kantong penyimpanan ASI Anda dapat membantu,” kata Gourley.
Hafken juga merekomendasikan alternatif metode penyimpanan ASI perah bila ingin disimpan dalam jangka waktu yang lama.
“Jika Anda menyimpan ASI lebih dari beberapa minggu, mendobelnya dengan lebih dari satu kantung ASI akan membuatnya lebih aman. Menyimpan kantong ASI dalam wadah Tupperware juga bisa dilakukan,” jelas Hafken.
ADVERTISEMENT
Bagaimana bila ASI perah tersebut sudah terlanjur mengalami freezer burn? Apakah jadi tidak aman dikonsumsi bayi?
Sesuai pedoman keamanan pangan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), freezer burn tidak membuat makanan menjadi tidak aman untuk dikonsumsi. Ini termasuk ASI, yang merupakan makanan untuk bayi Anda.
“Anda masih bisa menggunakannya. Tapi seperti halnya daging, ini bisa mempengaruhi rasanya. Beberapa bayi mungkin lebih bisa merasakan perbedaan rasanya dibandingkan bayi lainnya mengenai hal ini," kata Gourley.
Dan jika Anda melihat ASI perah terlihat kering dan telah tertutup kristal es di freezer, kemungkinan besar bayi Anda tetap boleh mengonsumsinya bila ia mau meminumnya. Namun, Hafken memperingatkan bahwa beberapa ASI yang mengalami kondisi tersebut mungkin telah kehilangan terlalu banyak kelembapan untuk memberikan hidrasi yang cukup.
ADVERTISEMENT
“Jika ASI sangat kering dan kering, kandungan airnya mungkin tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidrasi penuh bayi,” tutup Hafken.