Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Aturan Main Mengajak Fotografer ke Ruang Bersalin
9 Februari 2019 14:07 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
ADVERTISEMENT
Menjelang persalinan, biasanya calon ibu didampingi suami atau keluarga akan mencari tahu biaya kamar perawatan yang dimiliki rumah sakit. Agar lebih yakin dalam memilih, mereka mungkin juga akan melihat-lihat seperti apa kamar perawatan tersebut termasuk menanyakan fasiltas apa saja yang ditawarkan di sana.
ADVERTISEMENT
Lantas bagaimana dengan ruang bersalin? Umumnya tak banyak yang mencari tahu.
Padahal, ini sangat penting untuk ditanyakan. Tapi bukan kondisi fisik ruang bersalin lho, Moms! Demi keselamatan dan kenyamanan pasien lainnya, rumah sakit mungkin tidak bisa membiarkan Anda melihat-lihat ruang bersalin. Apalagi untuk persalinan dengan operasi caesar.
Yang perlu Anda ketahui adalah peraturan yang ditetapkan terkait ruang bersalin tersebut. Terutama bila Anda ingin membawa fotografer ke dalam ruang bersalin saat melahirkan nanti. Tak mau kan, sudah sibuk memilih dan memesan fotografer tapi ternyata tak diizinkan dokter maupun pihak manajemen RS?
"Pada dasarnya kami memahami bahwa maternity journey, termasuk proses persalinan, adalah pengalaman yang luar biasa bagi setiap ibu. Kami ingin memberikan pengalaman yang terbaik dalam proses tersebut. Selama kondisi pasien serta situasi dan kondisinya mendukung, kami bisa memberikan izin dengan prosedur/peraturan yang harus ditaati," kata Hestia Amriyani, Head of Public Relation RS Pondok Indah (RSPI) Jakarta, kepada kumparanMOM, Kamis (7/2).
Lanjut Hestia, pertama adalah kondisi pasien. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang menangani, akan menentukan berdasarkan pertimbangan medis. Apabila kondisi pasien memungkinkan dan dokter mengizinkan, maka pihak rumah sakit memberi izin dengan beberapa prosedur yang harus dipatuhi pasien, pendamping pasien, dan fotografer/videografer.
Kedua menurut Hestia, mereka harus melihat situasi dan kondisinya. Apabila situasi dan kondisi tidak memungkinkan, misalnya ada indikasi penyulit pada saat itu, kami tidak bisa mengizinkan proses birth photography, demi kebaikan pasien itu sendiri.
Jadi izin diberikan tergantung keadaan yang ada dan bisa jadi berbeda di antara satu pasien dan pasien lainnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu kesediaan dokter maupun tenaga medis lain yang terlibat dalam proses persalinan. Mereka bisa saja merasa keberatan dengan hadirnya fotografer di dekat mereka saat bekerja, sekalipun tak ada situasi dan kondisi khusus pada pasien.
Itulah kenapa di RS tempat Hesti bekerja, manajemen tidak mengharuskan dokter dan tim medis memperbolehkan proses dokumentasi di ruang bersalin ini. Tapi biasanya pasien dapat mendokumentasikan proses sebelum dan sesudah persalinan di kamar perawatan.
Namun peraturan di setiap rumah sakit atau tempat bersalin bisa saja berbeda, Moms. Bidan Yesie Aprillia S.Si.T, M.kes, pemilik dan bidan dari Klinik Bidan Kita misalnya, punya pertimbangan lain. Menurutnya, dari kacamata medis dokumentasi persalinan sebenarnya tidak masalah.
ADVERTISEMENT
“Yang penting ada persetujuan dari provider (tempat bersalin) dan tidak mengganggu proses (persalinan). Jangan sampai fotografer justru heboh sendiri dan menularkan energi negatif di ruangan itu. Bila ada dokter maupun bidan yang menolak hadirnya fotografer, saya rasa lebih ke tidak mau merasa diawasi sepertinya," ujar Yesie.
Inilah kenapa Anda sebaiknya mencari tahu dulu dan mengkomunikasikannya kepada dokter maupun manajemen RS tempat Anda berencana melahirkan.
Stefany Putri, pemilik jasa fotografi persalinan Bukaan.Moment kepada kumparanMOM pada Rabu (6/2) menjelaskan, dokumentasi memang tidak boleh menggangu proses persalinan. Karenanya, dokumentasi dilakukan secara candid (apa adanya).
Fotografer harus tahu bagaimana ia harus membawa diri, bersikap dan dituntut untuk jeli menangkap momen secara alami, sekalipun dengan akses terbatas mengingat sedang berada di ruang persalinan.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya pembatasan akses kan, untuk memastikan tim medis dapat menjalankan tugasnya sebaik mungkin, untuk kenyamanan pasien (si ibu) itu sendiri, dan untuk mencegah infeksi nosokomial. Untuk ruang bersalin, kami menyarankan yang menemani cukup suami saja. Masih memungkinkan apabila ditambah 1 orang fotografer/videografer," kata Hestia.
Hestia melanjutkan, beberapa aturan yang harus dipenuhi lainnya adalah jumlah personel dokumentasi (fotografer/videografer) hanya 1 orang, tidak boleh menggunakan lighting ataupun blitz, dan yang paling penting: senantiasa mengikuti arahan tim medis yang tengah bertugas.
Apabila saat berjalannya proses persalinan terjadi penyulit, komplikasi, atau kegawatan, fotografer/videografer harus patuh untuk segera keluar ruangan demi keselamatan pasien.
Pertimbangan ini juga yang bisa menjadi alasan kuat untuk memilih tim dokumentasi persalinan yang memang sudah ahli dan profesional, Moms.
ADVERTISEMENT
Perselisihan antara fotografer/videografer dengan tim medis atau pihak RS tentu bukan hal yang Anda harapkan terjadi saat bersalin, bukan? Beberapa RS maupun klinik bersalin rupanya juga menangkap adanya kebutuhan dan pertimbangan ini, sehingga tak sedikit yang mulai mempertimbangkan jasa dokumentasi persalinan sebagai sebagai bagian dari paket bersalin mereka.
"Iya, aku sekarang sedang proses bekerja sama dengan beberapa rumah sakit di Jakarta, doakan semoga lancar ya," tambah Stefany, sekalipun ia tidak menyebutkan RS mana saja.
Puji Andayani, tim marketing dari RS Buah Hati, Ciputat, menyampaikan hal yang senada.
"Birth photography ada dalam (rancangan) program kerja marketing, untuk kami memberikan service atau layanan tambahan kepada pasien yg melahirkan di RS kami, dan juga untuk menambahkan jumlah kunjungan pasien.
Kami tengah mempertimbangkan kerjasama dengan penyedia layanan maternity shoot and birth photography. Ada dalam rancangan program kerja marketing kami. Tapi mohon maaf saya belum bisa menjelaskan lebih lanjut karena program ini masih dalam tahap permulaan yaitu pengajuan,” papar Puji.
ADVERTISEMENT
Jadi sekali lagi, bila hendak mengajak fotografer ke dalam ruang bersalin jangan lupa tanyakan aturan main RS yang Anda pilih ya, Moms. Bicarakan juga dengan dokter dan bidan yang akan membantu persalinan Anda, demi keselamatan dan kenyamanan bersama.
Yuk, ikuti terus konten spesial Heboh Persalinan Zaman Now persembahan kumparanMOM.
Live Update