Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ya Moms, Blackpink baru saja menggelar konser di GBK, Senayan, Jakarta, pada Sabtu dan Minggu (11-12 Maret 2023). Di antara begitu banyak penggemar yang menonton, tak sedikit yang masih berusia praremaja. Beberapa dari mereka menonton bersama orang tua, ada juga yang menonton bersama teman-teman.
Bagi orang tua yang sama-sama nge-fans dengan Blackpink, mungkin tak ada tantangan tersendiri ketika si kecil mengaku mengidolakan grup K-Pop tersebut. Namun, jika orang tua tak mengenal K-Pop, mungkin jadi khawatir pada anak dan berujung jadi terlalu protektif.
Sebetulnya wajar saja protektif pada anak mengingat di era digital seperti saat ini, informasi jadi tak terbendung. Namun, terlalu protektif pada anak tanpa mengetahui secara mendalam terkait idola si kecil, bisa jadi berdampak buruk. Anak mungkin jadi tidak terbuka pada orang tuanya.
ADVERTISEMENT
Nah Moms, untuk menghindari kondisi tersebut, simak cara bijak menghadapi anak praremaja seperti yang dijelaskan oleh psikolog anak dan pendidikan anak dari Rumah Dandelion, Agstried Elisabeth Piether, M.Psi, Psikolog berikut ini.
Cara Merespons Anak Praremaja yang Punya Idola
Menurut Agstried, saat anak praremaja mengaku punya idola, yang perlu dilakukan orang tua sebenarnya sama dengan ketika anak memiliki satu minat baru. Penting bagi orang tua untuk berusaha memahami dan tertarik dengan minat si kecil.
Misalnya jika idola anak adalah penyanyi, usahakan untuk mengenal dan mendengarkan lagu-lagunya. Mendengarkan alasan anak kenapa ia bisa suka, dan berdiskusi tentang hal apa saja yang bisa ditiru dari idolanya tersebut.
"Bicara soal idola dan minat, tidak bisa hanya dalam sekali duduk. kita tidak berusaha mendengar kenapa mereka suka dengan idolnya, kita tidak berusaha mengenal siapa idolnya, tapi kemudian kita menceramahi (hanya dengan sebatas pengetahuan kita) hal ini hanya akan membuat anak menutup diri," ujar Agstried kepada kumparanMOM.
ADVERTISEMENT
Selain melalui diskusi yang sehat, jangan lupa ingatkan anak bahwa idol adalah sosok yang mungkin berpengaruh besar bagi dirinya, namun tidak punya hubungan langsung yang nyata, Moms. Oleh karena itu, anak juga perlu memiliki hubungan sosial yang nyata dengan teman-temannya dan memiliki sudut pandang penggemar yang sehat.
"Misalnya tidak menjelek-jelekkan idol lain, tidak menganggap para idol tersebut mengenal mereka secara personal, tidak menganggap diri mereka lebih berhak terhadap idol mereka daripada penggemar lain, dan sebagainya," tutur Agstried.
Terkadang anak praremaja jadi sangat terobsesi dengan idolanya hingga memicu dampak yang kurang positif. Misalnya jadi sangat boros atau mengurangi waktu belajar. Untuk mencegah hal tersebut, Agstried meminta orang tua untuk menekankan pada anak pentingnya prioritas.
ADVERTISEMENT
"Perlu diajarkan bahwa mendukung idola bisa dengan banyak cara. Menikmati karya, berbagi lagu terbarunya, sampai beli merchandise, nonton konser, berlangganan konten berbayar para idol, dan sebagainya. Cara mendukung idol tersebut tentu harus disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi keluarga," ujarnya.
Terakhir, jika anak praremaja ingin menonton konser sang idola dan belum pernah menonton konser sebelumnya, jangan ragu temani ia untuk ikut konser, ya! Jangan lupa contohkan bagaimana berperilaku menikmati konser yang bertanggung jawab!