Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Bahaya, Moms! Jangan Minta Anak Muntah saat Tak Sengaja Telan Cairan Berbahaya
9 November 2023 17:18 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal itu dijelaskan oleh dokter spesialis anak konsultan gastrohepatologi Dr.dr.Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K) dalam webinar yang digelar IDAI pada Kamis (9/11) bertajuk Mewaspadai Anak Menelan Benda Asing.
"Yang paling tidak boleh adalah membuat dia muntahkan lagi. Karena satu kali dia berkontak bisa menyebabkan kerusakan parah, apalagi dua kali berkontak. Bisa menyebabkan kerusakan yang lebih berat," ujar dr. Ariani.
Selain itu, meminta anak memuntahkan cairan berbahaya juga bisa memicu mikroaspirasi. Artinya cairan yang dimuntahkan tidak sengaja masuk ke saluran napas.
"Sehingga yang rusak sebagian adalah saluran napas. Itu lebih berabe, bisa-bisa menyebabkan henti napas," tutur dokter yang praktik di RS Harapan Kita itu.
Lalu apa yang harus dilakukan saat anak tak sengaja menelan cairan berbahaya? "Nomor satu, langsung bawa ke rumah sakit," tegas dr. Ariani.
ADVERTISEMENT
Petugas medis di IGD rumah sakit biasanya akan menetralkan atau mengeluarkan cairan tersebut tanpa melalui jaringan. Salah satunya, kata dr. Ariani, adalah dengan memasang selang NGT.
"Yang paling penting langsung dibawa saat baru kejadian, jangan lama-lama," kata dr. Ariani.
Amankah Beri Minum Anak yang Telan Cairan Berbahaya?
Kebiasaan lain orang tua saat anak tak sengaja menelan cairan berbahaya adalah dengan memberinya meminum air putih. Dokter Ariani menyebut, langkah itu bisa saja dilakukan untuk menetralkan cairan yang tertelan, tapi tetap bisa berbahaya jika tidak dilakukan dengan tepat.
"Sebetulnya kalau diberi air untuk bilas, bisa. Tapi hati-hati, harus melihat keadaan si anak. Kalau si anak masih tidak enak, tidak bisa menelan dengan baik, seringkali bisa menyebabkan aspirasi atau masuknya cairan ke saluran napas," tutur dokter lulusan Universitas Indonesia ini.
ADVERTISEMENT