Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Tahukah Anda sampah elektronik mengandung komponen yang terbuat dari bahan berbahaya dan beracun (B3)? Ya, Moms, sampah elektronik mengandung timbal, merkuri, hingga cadminium. Tentu saja kandungan beracun ini berbahaya bagi lingkungan bila tak dikelola dengan baik.
ADVERTISEMENT
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memprediksi sampah elektronik di Indonesia akan mencapai 12.187 ton per hari pada 2030. Artinya, dalam setahun jumlah timbulan sampah elektronik di Indonesia mencapai 4,4 juta ton.
Ketua Kelompok Kerja Sampah B3 Direktorat Penanganan Sampah KLHK, Widyawati mengatakan, jumlah sampah elektronik dari rumah tangga terus meningkat. Di sisi lain, sampah elektronik ini belum dikelola dengan baik. Widyawati mengungkap hal itu dalam peluncuran program Bisa Baik dengan ACE di Jakarta, Selasa (22/8).
“Dalam kajian studi yang KLHK lakukan tahun 2021 porsi sampah elektronik yang bersumber dari rumah tangga terus bertambah. Walaupun porsinya masih lebih banyak sampah rumah tangga organic, namun diperkirakan tahun 2030 mencapai 12 ribuan ton,” ujar Widayati.
ADVERTISEMENT
Sementara Teresa Wibowo, Direktur ACE mengungkapkan, Program Bisa Baik dengan ACE ini tentunya juga sebagai dukungan ACE terhadap Pemerintah dalam menjaga lingkungan di Indonesia agar tetap lestari.
"Kami berharap masyarakat luas dan juga pelanggan mendapatkan pemahaman akan pentingnya pengelolaan sampah elektronik dan limbah baterai dengan baik dan bertanggung jawab, sehingga turut berpartisipasi dalam program Bisa Baik dengan ACE ini,” sebut Teresa Wibowo
Adapun untuk saat ini ketentuan jenis produk yang dapat dimasukkan ke dropbox yaitu kipas angin, lampu LED, oven toaster, air cooler, setrika uap dan konvensional, kompor induksi, vacuum cleaner, high pressure cleaner, air purifier, hair dryer, air fryer, kamera CCTV dan baterai AA, AAA, C, D, 9V. ACE.
ADVERTISEMENT
Teresa mengungkap, bagi masyarakat yang membawa sampah elektroniknya ke ACE, bisa mendapat tambahan diskon 10% untuk produk baru dari jenis sampah elektronik yang telah dimasukkan ke dalam dropbox. Ketentuan ini hanya berlaku bagi member ACE.
"Untuk mengelola sampah elektronik tersebut, ACE berkolaborasi dengan Mountrash, platform pengumpul sampah berbasis teknologi, " imbuh Teresa.
Nantinya sampah elektronik yang terkumpul di toko-toko ACE akan dibawa ke tempat pengumpulan dan akan dikelola lebih lanjut untuk meminimalisir dampaknya.
Dampak Cemaran Timbal Bagi Anak
United Nations Children's Fund (UNICEF) memaparkan, keracunan timbal dialami begitu banyak anak saat ini. Kondisi ini berada dalam kadar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Demikian temuan yang dinyatakan dalam sebuah laporan yang diluncurkan pada 2020.
ADVERTISEMENT
Laporan tersebut adalah laporan pertama di dunia yang meneliti keracunan timbal pada anak. Ditemukan bahwa sekitar 1 dari 3 anak atau hingga 800 juta anak di dunia memiliki kadar timbal dalam darah. Kada ti bal dalam darah tersebut lebih dari 5 mikrogram per desiliter.
Kadar ini akan menyebabkan seseorang membutuhkan perawatan, menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. Selain itu, hampir separuh anak yang terdampak berasal dari Asia Selatan.
“Keracunan timbal pada awalnya tidak menimbulkan banyak gejala, sehingga hal ini justru menjadi bahaya laten terhadap kesehatan dan tumbuh kembang anak dengan konsekuensi yang bisa jadi fatal,” ujar Henrietta Fore, Direktur Eksekutif UNICEF.
ADVERTISEMENT
“Informasi tentang seberapa luas polusi timbal, dan pemahaman tentang dampaknya yang merusak terhadap kehidupan seseorang dan masyarakat, diharapkan memicu tindakan segera untuk melindungi anak dan menghentikan fenomena ini,” ujar Fore.
Laporan berjudul The Toxic Truth: Children’s exposure to lead pollution undermines a generation of potential menyajikan analisis terhadap paparan timbal pada anak yang dilakukan oleh Institute of Health Metrics Evaluation (IHME).
Laporan itu menerangkan bahwa timbal bersifat neurotoksin yang menyebabkan kerusakan pada otak anak dan kerusakan ini tidak dapat diperbaiki. Neurotoksin khususnya berbahaya bagi bayi dan anak usia balita. Sebab kerusakan otak pada masa ini berarti terjadi sebelum otak dapat berkembang secara penuh. Akibatnya, anak akan mengalami gangguan neurologis, kognitif, dan fisik sepanjang hidupnya.
ADVERTISEMENT
Paparan timbal juga dikaitkan dengan kesehatan jiwa dan gangguan perilaku, serta peningkatan tindak kejahatan dan kekerasan.