Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Selain itu, aktivitas fisik seperti berlari ini juga dapat melatih kemampuan motorik kasar anak. Ya Moms, itu artinya otak, otot, mata, dan sistem saraf anak sedang berkoordinasi dengan baik.
Berlari pun berarti bahwa balita sudah mampu menyeimbangkan tubuhnya. Maka tak heran, bila berlari dianggap sebagai lompatan besar dalam perkembangan motorik kasar si kecil.
"Tubuh manusia diciptakan untuk bergerak. Kalau Anda melihat anak-anak berlari, seringnya mereka melakukannya sambil tertawa. Berlari membawa perasaan senang bagi mereka," ujar Shari Barkin, Ketua Pediatri Umum di Rumah Sakit Anak Monroe Carrel Jr, Amerika Serikat seperti dikutip dari Parents.
Umumnya, anak balita mulai suka berlari pada rentan usia sekitar 18-24 bulan. Meski begitu, kemampuan tiap anak tentunya berbeda-beda. Jadi, Anda tak perlu khawatir bila si kecil masih suka berjalan santai. Hal ini karena otot, otak, dan sistem sarafnya masih dalam proses menguatkan diri untuk siap berlari kencang.
ADVERTISEMENT
Namun, bagaimana jika si kecil senang sekali berlari dan membuat Anda sangat lelah saat mendampinginya? Kira-kira, apa yang perlu orang tua lakukan, ya?
Yang Perlu Dilakukan Orang Tua Bila Anak Balita Suka Berlarian
Anak balita senang berlarian bukanlah sepenuhnya kesalahan si kecil. Memang biasanya di atas usia 18 bulan, anak sudah sadar bahwa dirinya sudah bisa mengeksplorasi kebebasannya --karena sudah bisa berjalan, lari-lari, dan bebas dari stroller misalnya.
Meski terkadang membuat Anda lelah, namun sebaiknya jangan melarang si kecil untuk berlari, Moms. Kecuali, jika ia sedang berada di tempat berbahaya dan bukan seharusnya, seperti jalan raya atau tempat ibadah.
1. Libatkan Balita dalam Aktivitas Anda
Saat mengajak anak balita belanja di supermarket misalnya, Anda pasti bingung antara mencari daftar barang belanja atau menjaga anak tetap di dekat Anda. Daripada pusing seperti itu, lebih baik libatkan si kecil agar ia tak berlarian. Misalnya, Anda bisa meminta anak untuk menghitung jeruk yang dimasukkan ke kantong, membantu memilih sayuran, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
2. Tetap Tenang dan Jangan Berteriak
Berteriak di tempat umum atau keramaian bukanlah hal yang baik dilakukan. Hal ini malah bisa membuat Anda dan si kecil menjadi pusat perhatian. Jadi, tetap tenang dan bawalah anak ke tempat yang aman, seperti mobil. Anda bisa mengatakan, "Nak, kita sedang di tempat umum. Sebaiknya kamu jangan berlarian ke sana ke mari karena bisa membahayakan diri kamu maupun orang lain. Tetap di samping ibu. Berlariannya nanti saja di rumah, ya. Sekarang kamu bantu ibu berbelanja dan beli camilan kesukaanmu."
3. Jangan Mengancam
Orang tua kerap kali menggunakan ancaman agar anak mau menuruti instruksi. Misalnya, saat anak berlarian di tempat umum, Anda mengancam untuk pergi atau mengambil mainan favorit si kecil.
ADVERTISEMENT
Metode ini tidak akan efektif, karena lama-kelamaan ia tahu bahwa Anda hanya menggertaknya saja. Sering mengancam si kecil justru Anda sedang memberi contoh padanya untuk melakukan hal yang sama.
4. Empati dan Saling Mengerti
Pahami bahwa anak balita berlari-lari di tempat umum bukan karena tanpa sebab. Bisa jadi ia melakukannya karena bosan, merasa Anda acuhkan, lelah, atau ingin segera pulang. Anda perlu memahami perasaannya.
Daripada hanya mengatakan 'jangan', sebaiknya Anda bisa katakan "kalau kamu berlari-lari terus, ibu butuh waktu lebih lama untuk belanja. Kita jadi enggak segera pulang."
Anda juga perlu menjelaskan lokasi di mana si kecil boleh berlari atau tidak. Ia boleh berlari di taman atau lapangan, tapi tidak di mal karena ia bisa hilang atau menabrak orang lain.
ADVERTISEMENT