Banyak Konsumsi Makanan Manis Berbahaya Bagi Ibu Hamil, Seberapa yang Aman?

14 Desember 2023 21:22 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Banyak Konsumsi Makanan Manis Berbahaya Bagi Ibu Hamil, Seberapa yang Aman? Foto: Ground Picture/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Banyak Konsumsi Makanan Manis Berbahaya Bagi Ibu Hamil, Seberapa yang Aman? Foto: Ground Picture/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Mengidam makanan jadi hal umum selama kehamilan. Biasanya, ngidam membuat ibu menyantap makanan tertentu dalam jumlah yang banyak. Lalu, bagaimana ya bila ngidamnya makanan manis?
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Mom Junction, sebetulnya terlepas dari apakah sedang hamil atau tidak, Anda harus selalu menjaga asupan gula untuk menghindari penyakit. Anda boleh mengkonsumsi gula dan makanan manis asalkan tidak dalam jumlah banyak. Apalagi jika Anda memiliki diabetes gestasional, sebaiknya ekstra hati-hati dengan asupan gula ya, Moms.
Perlu diketahui juga, bahwa permen, kue kering, bolu dan minuman ringan, mengandung banyak gula rafinasi. Kandungan ini tidak memberi tubuh nutrisi. Jika sering mengkonsumsinya, maka Anda perlu menggantinya dengan pilihan yang lebih sehat seperti biji-bijian, buah-buahan dan sayuran. Makanan tersebut mengandung gula alami untuk mendapatkan nutrisi janin yang optimal.

Berapa Banyak Gula Yang Boleh Anda Konsumsi Dengan Aman Selama Kehamilan?

Tidak ada rekomendasi standar konsumsi gula selama kehamilan. Asupan gula yang ideal untuk Anda bergantung pada tingkat metabolisme, kadar gula darah dan berat badan.
ADVERTISEMENT
Dokter Obgyn sekaligus CEO Physician Integrative Laboratories di Ohio, Amerika Serikat, Kimberly Langdon, menyarankan ibu hamil untuk membatasi konsumsi gula hingga 25 gram atau kurang dalam sehari.
"Kehamilan adalah keadaan resistensi insulin akibat pelepasan beberapa hormon kehamilan. Ini berarti sel-sel menjadi kurang sensitif terhadap efek metabolisme insulin, sehingga menyebabkan sedikit peningkatan gula darah. Oleh karena itu, pada kehamilan, target kadar glukosa darah harus kurang dari 95mg/dL untuk gula darah puasa, kemudian 140 dan 120mg/dL masing-masing satu dan dua jam setelah makan," ujar Dokter Langdon.
Ilustrasi ibu hamil makan es krim Foto: Shutterstock

Dampak Terlalu Banyak Menyantap Makanan Manis Selama Hamil

Mengonsumsi makanan manis atau karbohidrat secara berlebihan dapat berdampak buruk pada perkembangan janin. Selain itu, kelebihan gula dalam darah akibat diabetes gestasional atau diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol juga dapat membahayakan bayi.
ADVERTISEMENT
Gula tambahan dari peningkatan asupan kalori dapat melewati plasenta dan meningkatkan kadar gula darah janin. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan produksi insulin dalam tubuh bayi dan membuat bayi bertambah besar atau makrosomia.
"Makrosomia membuat bayi terkena komplikasi saat melahirkan, seperti cedera saat melahirkan, infeksi, dan hipoglikemia yang fatal (gula darah rendah), " ujar Dokter Langdon.
Efek Samping Konsumsi Gula Berlebihan
-Kelebihan gula menambah kalori dan menghilangkan nutrisi yang Anda butuhkan selama kehamilan.
-Memperburuk gejala kehamilan: Gejala seperti muntah, mulas, dan perubahan suasana hati mungkin bertambah buruk jika asupan gula berlebih.
-Menyebabkan kelelahan: Makanan manis memberikan kalori kosong dan kekurangan nutrisi. Makanan ini mengandung sukrosa, menyebabkan lonjakan gula darah sementara, dan membuat Anda lesu dan lelah.
ADVERTISEMENT
-Menyebabkan kekurangan nutrisi: Mengidam makanan adalah hal yang normal selama kehamilan. Namun jika Anda lebih menginginkan makanan manis dibandingkan makanan lain, berhati-hatilah untuk tidak mengonsumsinya secara berlebihan. Karena gula menambah kalori kosong yang menyebabkan kemungkinan penambahan berat badan dan kekurangan nutrisi.
-Dapat menyebabkan penambahan berat badan berlebihan: Terlalu banyak gula dapat membuat berat badan Anda bertambah tidak sehat.
-Hati berlemak akut (AFL): Pola makan ibu yang kaya akan gula yang mengandung fruktosa dapat menyebabkan sindrom hati berlemak. Hal ini juga dapat mempengaruhi metabolisme janin dan menyebabkan obesitas atau diabetes tipe II di kemudian hari.
-Meningkatkan risiko preeklamsia: Asupan gula yang tinggi mempengaruhi risiko preeklamsia pada ibu hamil.