news-card-video
7 Ramadhan 1446 HJumat, 07 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Banyak Takjil Pakai Pewarna Berbahaya, BPOM Ingatkan Lebih Cermat Sebelum Beli!

6 Maret 2025 12:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi berburu takjil. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berburu takjil. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Salah satu keseruan di Bulan Ramadan adalah berburu takjil menjelang berbuka puasa. Ya Moms, selama bulan puasa, biasanya ada banyak pilihan takjil yang menggoda mata. Mulai dari manis, gurih, maupun asin, semuanya tersedia. Belum lagi, biasanya ada menu-menu yang baru bermunculan sehingga semakin menarik untuk dibeli. Setuju nggak nih, Moms?
ADVERTISEMENT
Eits, tapi BPOM mengingatkan agar jangan sampai kalap saat berburu takjil! Sebab terkadang ada penjual yang mengolah makanannya dengan bahan-bahan yang tidak aman.
"BPOM rutin setiap tahun melakukan intensifikasi (pemeriksaan) itu, untuk menjaga supaya takjil-takjil yang dijual oleh ibu-ibu atau UMKM ini aman. Karena seringkali, sampai saat ini, masih ada saja yang menggunakan bahan pewarna," kata Direktur Standardisasi Pangan Olahan BPOM, Dra. Dwiana Andayani, Apt, dalam acara Media Workshop “Pahami Bahan Tambahan Pangan yang Aman pada Makanan Kemasan untuk Cegah Obesitas” dalam rangka Hari Obesitas Sedunia 2025, di Jakarta Selatan, Selasa (4/2).
Direktur Standarisasi Pangan Olahan, Badan POM RI, Dra. Dwiana Andayani, Apt saat Media Workshop "Pahami Bahan Tambahan Pangan yang Aman pada Makanan Kemasan untuk Cegah Obesitas" di Jakarta Selatan, Selasa (4/3/2025). Foto: Eka Nurjanah/kumparan

BPOM Minta Masyarakat Lebih Cermat Pilih Takjil

Dwiana menyebut, makanan yang masih sering ditemukan berpewarna ialah es campur dan juga es pacar cina. Minuman berwarna merah muda mencolok terang ini kemungkinan besar menggunakan pewarna yang dilarang.
ADVERTISEMENT
"Mungkin ibu yang membuat ini juga nggak tahu bahwa ini bahan yang dilarang. Dicampur hanya supaya penampilan makanannya menarik," ucapnya.
Oleh karena itu, BPOM menyarankan masyarakat yang berjualan takjil menggunakan pewarna alami atau tidak perlu menghasilkan makanan dengan warna yang mencolok.
Ilustrasi pedagang takjil. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Selain pewarna, BPOM juga masih sering menjumpai makanan dengan campuran pengawet. Makanan dicampur pengawet ini supaya bisa tahan lebih lama. Misalnya menggunakan boraks atau formalin supaya lebih kenyal dan lebih tahan lama.
"Makanan dengan boraks dan formalin itu masih tetep aja masih menjadi bahan yang digunakan oleh para pedagang. Walaupun kita edukasi terus-terusan, pengawasan juga intensif. Mudah-mudahan setiap tahun menurun," ujar Dra. Dwiana.
Di sisi lain, BPOM juga masih menemukan makanan dengan kandungan pemanis buatan. Sebetulnya pemanis buatan ini diperbolehkan hanya saja harus sesuai standar yang berlaku.
Ilustrasi berburu takjil. Foto: Shutterstock

Riset dan Fakta di Lapangan

Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, masyarakat Indonesia 36,8 persen mengalami obesitas. Sementara sebanyak 47,5 persen masyarakat Indonesia mengonsumi minuman manis lebih dari satu kali dalam sehari.
ADVERTISEMENT
Lalu, 30,4 persen konsumsi makanan asin lebih dari satu kali dalam sekali. Hingga 96,7 persen kurang konsumsi sayur dan buah.