Bayi 2 Bulan BAB 2 Hari Sekali, Apakah Normal?

11 Oktober 2024 20:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ruang ganti popok bayi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ruang ganti popok bayi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada begitu banyak hal yang terjadi pada bayi baru lahir dan sering kali membuat orang tua bingung. Ya Moms, karena masih tumbuh dan berkembang, apa yang terjadi pada bayi sering kali berbeda dengan orang dewasa. Sehingga, wajar saja jika orang tua jadi khawatir apakah si kecil baik-baik saja atau ada masalah tertentu.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang sering membuat orang tua khawatir adalah soal frekuensi buang air besar (BAB). Seperti, apakah normal jika bayi 2 bulan hanya BAB 2 hari sekali? Bahkan ada yang 3 hari sekali, atau 5 hari sekali.
Nah Moms, untuk lebih jelasnya, yuk simak penjelasan berikut.

BAB Bayi Baru Lahir

Amati warna dan bentuk tinja atau pup bayi untuk mengetahui kondisi kesehatannya Foto: Shutterstock
Sebelum membahas BAB bayi 2 bulan, yuk pahami dulu BAB yang normal pada bayi baru lahir. Mengutip IDAI, bayi baru lahir hingga yang diberi ASI eksklusif, frekuensi BAB-nya bisa sampai 10 kali sehari. Ini karena refleks gastrokolika pada bayi masih kuat.
Refleks gastrokolika ialah refleks tubuh yang meningkatkan pergerakan usus besar yang timbul akibat makan dan minum sehingga bayi buang air besar segera setelah makan.
ADVERTISEMENT
Tinja bayi pada usia ini normalnya tampak cair, berbusa, dan berbau asam. Hal ini disebabkan karena usus bayi belum berfungsi sempurna sehingga sebagian laktosa (gula susu) tidak dicerna dengan sempurna.
Laktosa yang tidak dicerna usus halus masuk ke usus besar dan difermentasi oleh bakteri. Mirip proses fermentasi bila kita membuat tape ketan. Terbentuk gas, terlihat seperti buih. Berbau asam karena terbentuk asam-asam organik dan berbentuk cair karena terbentuk cairan akibat proses fermentasi.

BAB Bayi 2 Bulan

Ilustrasi bayi ganti pokok. Foto: Shutterstock
Mendekati usia dua bulan, frekuensi BAB bayi akan berubah. Yang tadinya tiap hari dan sering, kini mulai jarang.
Bahkan bayi bisa saja tidak BAB sampai 5-7 hari. Ini merupakan hal yang normal dan tidak berarti bayi Anda mengalami sembelit atau konstipasi.
ADVERTISEMENT
BAB bayi 2 bulan semakin jarang karena fungsi saluran cerna bayi berangsur berkembang, refleks gastrokolika mulai mengendur. Ketersedian enzim laktase untuk mencerna gula susu (laktosa) mulai mencukupi sehingga laktosa mulai dicerna dengan baik, fermentasi laktosa berkurang.
Namun, koordinasi otot-otot sekitar anus belum sempurna sehingga bayi sukar mengeluarkan tinja yang mulai memadat kental.

Kapan Harus Khawatir

Dengan penjelasan di atas, artinya sepanjang kenaikan berat badan bayi normal dan bayi tampak sehat, berbuih, dan berbau asam merupakan hal yang normal.
Begitu juga bila bayi jarang BAB namun bentuk tinjanya masih berbentuk pasta/lembek, buang air besar yang jarang merupakan hal yang normal. Anda tidak perlu khawatir, Moms.
Lain halnya bila tinja keras dan berbentuk bulat, seperti tahi kambing, ini baru tergolong sembelit atau konstipasi. Bila sejak lahir bayi sudah mengalami kesulitan buang air besar dan tinjanya keras, perlu dikonsultasikan pada dokter.
ADVERTISEMENT
Lantas, kapan frekuensi BAB bayi akan sama seperti orang dewasa?
Biasanya, anak akan BAB satu kali sehari seperti orang dewasa setelah berusia 3 tahun, Moms. Pada anak normal, buang air besar sejarang-jarangnya sekali tiap tiga hari, dan sesering-seringnya tiga kali sehari, asalkan bentuk tinjanya normal, tidak encer atau tidak keras.