Bayi Alergi Makanan, Apa yang Harus Dilakukan?

6 Februari 2023 14:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi menangis saat makan Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi menangis saat makan Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat bayi memasuki tahap MPASI, ibu biasanya mengenalkan berbagai jenis makanan agar si kecil terbiasa dengan berbagai rasa. Namun, tak sedikit pula ibu yang lebih selektif dalam memilih makanan bagi si kecil untuk mencegah alergi.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), ada beberapa makanan yang perlu diperhatikan jika ingin dikenalkan pada bayi, yaitu susu sapi, telur, ikan, kerang, kacang-kacangan, gandum, kedelai, dan wijen.
Lantas, apa yang harus dilakukan jika bayi menunjukkan tanda alergi saat pertama kali diperkenalkan dengan makanan tersebut? Simak penjelasan berikut ini sebagaimana dikutip dari Verywell Family.

Apa yang Harus Dilakukan saat Bayi Mengalami Alergi Makanan?

Ilustrasi bayi mengalami alergi makanan. Foto: Shutterstock
Menurut Daniel Ganjian, MD., dokter anak di Providence Saint John’s Health Center, penting bagi orang tua untuk mengenali terlebih dahulu seperti apa tanda gejala yang umumnya terjadi pada bayi dan anak-anak.
“Anda harus memeriksa untuk melihat seberapa buruk reaksi alergi itu. Apakah hanya beberapa titik di sekitar mulut atau menyerang saluran napas,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, menurut Jessica Prince, MD., direktur gawat darurat anak di layanan medis KIDZ, gejala alergi pada bayi dan anak-anak umumnya dibedakan berdasarkan tingkatannya, yaitu ringan dan berat.
“Untuk reaksi alergi yang hanya melibatkan kulit, seperti gatal-gatal atau gejala ringan lainnya seperti mata berair dan bersin, panggilan atau kunjungan ke dokter anak sudah cukup,” ungkapnya.
Jika reaksi alergi yang timbul cukup berat, seperti tenggorokan terasa gatal, sulit bernapas, atau perubahan suara, dr. Prince menyarankan orang tua untuk segera membawa si kecil di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Meski begitu, reaksi alergi berat cukup jarang dialami oleh bayi. Sebuah studi observasi yang dilakukan terhadap 500 bayi dengan usia maksimal 15 bulan menunjukkan bahwa hanya 11 persen di antara mereka yang mengalami alergi parah pada makanan tertentu.
ADVERTISEMENT
Namun, orang tua tetap perlu waspada jika ingin mengenalkan makanan yang bisa memicu alergi pada bayi. Pasalnya, reaksi alergi tersebut biasanya tidak bisa diprediksi kapan munculnya.
“Tidak ada cara untuk memprediksi bagaimana seseorang akan berekasi terhadap alaergi. Kejadian pertama dapat berupa gatal ringan pada kulit tanpa gejala lain, hingga anafilaksis penuh,” kata dr. Prince.

Bisakah Alergi Makanan pada Bayi Dicegah?

Ilustrasi bayi makan. Foto: Love_Sequence/Shutterstock
Para ahli mengatakan mungkin ada cara untuk mencegah atau mengurangi reaksi alergi pada bayi.
“Ada cara untuk mencegah alergi makanan. Antara usia 4 – 6 bulan, sebelum tubuh memiliki kesempatan untuk mengembangkan alergi, Anda dapat mulai mengenalkan makanan alergen pada si kecil,” ujar dr. Ganjian.
Di usia tersebut, Anda bisa mulai mengenalkan berbagai jenis buah, sayuran, hingga biji-bijian. Setelah bayi dapat menoleransi makanan yang tidak menimbulkan alergi, mulailah kenalkan telur, kacang tanah, produk susu, dan makanan umum lainnya yang bisa memicu alergi.
ADVERTISEMENT
Pastikan Anda sudah berkonsultasi dahulu ke dokter untuk menentukan jumlah yang sesuai dengan usia dan kondisi si kecil ya, Moms.