Bayi di AS Bertahan Hidup Meski Lahir Tanpa Tulang Tengkorak

4 Oktober 2019 15:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kaki bayi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kaki bayi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Setiap ibu tentu ingin bayi yang dikandungnya terlahir sehat dan sempurna. Namun, ada saja beberapa penyakit langka yang mungkin mengganggu kesehatan dan tumbuh kembang bayi.
ADVERTISEMENT
Salah satunya dialami oleh Lucas bayi laki-laki asal New Jersey, Amerika Serikat yang terlahir tanpa tulang tengkorak yang melindungi otaknya atau mengalami Anencephaly. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Anencephaly adalah cacat lahir serius yang menyebabkan bayi terlahir tanpa sebagian otak dan tengkoraknya. Anencephaly adalah jenis cacat tabung saraf.
CDC juga mengungkap, 3 dari 10 ribu kehamilan di Amerika Serikat setiap tahunnya terdiagnosis dengan anencephaly. Ini berarti ada kurang lebih 1,206 kehamilan di Amerika Serikat yang terpengaruh oleh anencephaly setiap tahunnya.
Ilustrasi bayi tanpa tulang tengkorak. Foto: Centers for Disease Control and Prevention
Setelah lahir, Lucas telah divonis dokter tidak bisa bertahan lama karena mengalami . Tapi, Lucas sekarang telah berusia tujuh bulan, diperbolehkan tinggal di rumahnya, dan menunjukkan perkembangan yang normal.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Tim Vogel, direktur bedah saraf pediatrik North Jersey Brain and Spine Center, yang menangani Lucas, mengatakan bahwa bocah itu akan tetap memerlukan dukungan jangka panjang.
"Saya pikir Lucas melampaui harapan kami. Kami telah melihatnya, dia sudah bisa makan, mencoba merangkak, dan bisa melakukan berbagai terapi fisik," kata Vogel kepada CNN, memuji perkembangan Lucas.
"Dia sangat unik. Kebanyakan anak yang terlahir dengan kondisi ini meninggal setelah beberapa jam," imbuhnya.
Ilustrasi kaki bayi. Foto: Shutterstock
Ya Moms, Lucas memang tangguh dan luar biasa. Newsweek melaporkan, sebelum Lucas, tidak ada bayi yang diketahui bisa bertahan hidup dalam jangka panjang dengan kondisi tersebut.
Bahkan, Santa Maria, ibu dari Lucas, disarankan dokter untuk menggugurkan bayinya di usia 10 minggu kehamilan. Tapi, Maria memutuskan untuk melahirkan Lucas. Adapun suaminya, Augusto, telah mempersiapkan pemakaman Lucas.
ADVERTISEMENT
Ketika Lucas lahir, Vogel dan timnya melakukan sebuah operasi untuk menutup bagian otak Lucas yang terekspos. Mereka harus memotong bagian otak yang disebut basal ganglia, yang tidak terbentuk dengan sempurna di rahim.
Kaki bayi Foto: Pixabay
Bagian otak itu bertugas mengatur pergerakan motorik, mempelajari fungsi eksekutif, emosi, dan sejumlah perilaku lain. Tim dokter berharap bahwa sisa otak Lucas bisa mengambil alih tugas dari segmen otak yang diangkat itu. Harapan ini dilandaskan pada hasil sebuah riset di Journal of Neuroscience yang menunjukkan otak anak-anak memiliki kemampuan memperbaiki diri sendiri secara luar biasa.
"Setelah menghabiskan waktu satu minggu di NICU (Neonatal intensive care unit), Lucas sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya dan bisa bernapas sendiri," kata Vogel.
ADVERTISEMENT
Vogel dan timnya meyakini tengkorak Lucas akan tumbuh seiring bertambahnya umur. Rencananya, Vogel akan memindahkan beberapa lapisan di otak Lucas untuk mengisi bagian lain. Hal tersebut dilakukan untuk membuat kepala Lucas berbentuk bulat.