Bayi Sering Kentut, Kenapa Ya?

26 Juni 2023 15:37 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayi Sering Kentut, Kenapa Ya?. Foto: sutlafk/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Bayi Sering Kentut, Kenapa Ya?. Foto: sutlafk/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banyak hal yang bisa dilakukan bayi hingga membuat orang tua atau orang-orang di sekitarnya tertawa. Tingkah bayi seperti tertawa, sendawa, hingga kentut, sering kali menarik perhatian. Membuang angin atau kentut merupakan kemampuan alamiah yang melekat pada bayi sejak lahir.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Health Line, bayi memang memiliki banyak gas di perutnya. Kendati demikian, apakah terlalu banyak gas aman untuk bayi? dan normalnya bayi kentut berapa kali dalam sehari?

Penyebab Bayi Kentut

Moms, semua orang dari bayi hingga dewasa, idealnya bisa mengeluarkan gas di dalam perutnya. Kentut benar-benar normal dan sehat bagi tubuh kita. Meski demikian, ada beberapa alasan mengapa bayi terkadang lebih sering kentut daripada orang dewasa.
Lantas, apa penyebab bayi sering kentut?
-Pencernaan Masih Berkembang
Perut bayi membutuhkan waktu untuk berkembang. Artinya di awal kehidupannya sistem pencernaan bayi belum memiliki cukup bakteri baik untuk membantu pencernaan.
Beberapa bayi memiliki jumlah gas yang normal, tetapi tak menutup kemungkinan bayi tersebut sensitif terhadap gas. Sehingga, tubuhnya butuh mengeluarkan sebagian besar gas tersebut. Ketika ia hendak mengeluarkan gas, mungkin Anda akan melihat si kecil menggeliat hingga melengkungkan tubuhnya sampai gas di perutnya keluar.
ADVERTISEMENT
-Makanan
Hampir semua kentut berhubungan dengan makanan. Tak hanya itu, cara orang tua memberi makan atau Air Susu Ibu (ASI) juga akan menentukan seberapa banyak gas yang ada di perutnya.
Misalnya, saat Anda memberinya ASI dan tak menyendawakan si kecil dengan sempurna, hal itu akan berefek pada gas di dalam perut. Gas tersebut kemungkinan besar akan keluar dalam bentuk kentut. Orang tua disarankan untuk menyendawakan bayinya apabila sudah selesai memberi ASI. Dengan begitu bisa meminimalisir gas di dalam perut bayi.
Untuk bayi dengan susu formula, orang tua sebaiknya juga memperhatikan posisi bayi dan gelembung gas di dalam botol. Setelah susu formula dikocok, coba diamkan dahulu. Dengan cara itu gelembung gas di dalam air akan berkurang.
Ilustrasi bayi. Foto: Chakkaphong Nutalay/Shutterstock Foto: Shutterstock
-Sensitif atau Intoleransi Makanan
ADVERTISEMENT
Jenis makanan yang Anda berikan akan berdampak pada kandungan gas di dalam perut si kecil. Beberapa bayi memiliki kepekaan atau sensitivitas terhadap jenis susu formula tertentu. Hal ini akan mengganggu bayi dan membuatnya rewel. Kondisi tersebut juga memunculkan lebih banyak gas di dalam perut.
Kandungan ASI Anda juga bisa jadi sedikit berubah karena berhubungan dengan yang Anda makan. Perubahan ini juga akan berdampak terhadap seberapa banyak gas di dalam perut bayi.
- Sembelit
Bayi biasanya tidak mengalami sembelit. Mereka memiliki kotoran yang encer dan lunak. Tetapi sembelit bisa terjadi pada beberapa bayi. Kemungkinan ini semakin besar apabila mereka diberi susu formula atau sudah mulai makan makanan padat.
Terkadang bayi dapat bertahan beberapa hari tanpa buang air besar. Jika kotoran yang keluar cenderung lembek dan lembab, orang tua tak perlu khawatir. Selama proses ini juga, bayi bisa kentut terus menerus.
ADVERTISEMENT