Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Benarkah Aroma di Sekitar Bisa Pengaruhi Mood Ibu dalam Pengasuhan Anak?
11 Februari 2025 13:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Banyak cara yang bisa dilakukan ibu untuk bisa memaksimalkan pengasuhan anak . Tetapi, mungkin ada satu hal yang belum banyak diketahui, namun bisa memengaruhi cara ibu dalam mengasuh anak: Aroma di sekeliling ibu. Kok bisa?
ADVERTISEMENT
Ya Moms, Anda mungkin sering mendengar soal ibu yang bahagia dan memiliki kesehatan mental baik, maka bisa memberikan pengasuhan yang lebih baik. Begitu juga pengaruhnya dari lingkungan di sekitar ibu, ketika bisa memberikan suasana yang nyaman dan aman, maka mood Anda pun akan menjadi lebih baik.
Menurut psikolog anak dan keluarga, Samanta Elsener, bagi siapa saja termasuk seorang ibu, aroma di sekeliling dalam memengaruhi cara Anda fokus pada suatu hal.
"Kalau menghirup dia merasa lebih rileks dan fokus saat rileks. Dan coba deh, kalau baunya tengik, itu bisa mengganggu konsentrasi," kata Samanta dalam talkshow 'Peran Interaksi dan Permainan dalam Perkembangan Anak' yang digelar SoKlin Lantai di Playparq Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (8/2).
Namun, sebaliknya, jika Anda menghirup aroma yang harum, enggak jarang bisa memengaruhi suasana hati dan emosi yang dirasakan. Hal ini dikarenakan aroma atau wewangian mengirimkan sinyal ke sistem limbik, yaitu sektor otak yang mengontrol memori dan emosi seseorang.
ADVERTISEMENT
"Jadi, begitu aromanya wangi, rasanya hati jadi happy. Jadi tenang, mau beraktivitas pun jadi nyaman, itu yang bikin daya konsentrasinya makin bagus," jelasnya.
Peran Pancaindra dalam Stimulasi Perkembangan Anak
Tidak hanya bagi ibu, pancaindra juga dapat memengaruhi perkembangan anak lewat berbagai stimulasi yang didapatkannya.
Anda mungkin selama ini mengenal lima jenis pancaindra saja: Penglihat (mata), pendengar (telinga), peraba (kulit), pencium (hidung), dan pengecap (lidah). Tetapi, bagi seorang anak, Samanta menyebut ada juga pancaindra pencernaan, pancaindra keseimbangan tubuh, dan body awareness (kesadaran pada tubuh sendiri).
Pada anak-anak, body awareness bisa berhubungan dengan proses toilet training, Moms.
"Nanti anak bisa merasakan enggak rasanya kebelet pipis, jadi begitu dia rasakan kebelet, ada sensasinya, langsung 'Bu, aku mau pipis'," ucap Samanta.
ADVERTISEMENT
"Kalau pencernaan, misalnya anak terlalu cemas bawaannya perlu sering lompat-lompat. Ada tummy time juga pada bayi, tummy time fungsinya untuk merelaksasi otot yang ada di perut. Ketika ototnya terstimulasi dengan baik, dia jadi lebih rileks dan memproses makanan lebih nyaman karena rasa kecemasannya sudah diturunkan," imbuh dia.
Maka dari itu, anak harus dibiasakan untuk mengenal berbagai aroma dan tekstur yang ada di sekitarnya. Sehingga, si kecil tidak perlu dilarang untuk sering main di lantai, karena ini bisa menjadi salah satu cara ia mengenal berbagai stimulus demi perkembangannya.
"Kalau main di lantai teksturnya itu terasa. Tekstur yang bantu anak belajar dan meresap apa yang dipelajari, tekstur yang sangat diperlukan. Semakin banyak stimulasi dengan tekstur, anak makin kaya pengalamannya," tutup dia.
ADVERTISEMENT