Benarkah Buruknya Kualitas Udara di Jakarta Bikin Anak Batuk?

30 Juni 2022 18:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak yang sedang sakit flu. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak yang sedang sakit flu. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya dilaporkan masuk dalam kategori tidak sehat. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya polusi udara, sehingga bisa berdampak bagi kesehatan, utamanya pada anak.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, beberapa waktu terakhir ini banyak ibu yang mengaku anak-anaknya terserang flu, batuk, ataupun pilek. Tak sedikit juga dari mereka membutuhkan perawatan atau pengobatan khusus karena mengalami infeksi saluran pernapasan. Tapi, benarkah hal itu disebabkan oleh buruknya kualitas udara saat ini?
Ilustrasi Polusi Udara Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan dan Putri Sarah Arifira/kumparan

Kata Dokter soal Buruknya Kualitasnya Udara di Jakarta Bisa Bikin Anak Flu

Dokter Spesialis Anak, dr. Lucky Yogasatria, Sp.A, mengatakan bahwa orang tua perlu memahami terlebih dahulu tentang batuk dan pilek yang biasa terjadi pada anak.
Menurutnya, batuk pilek atau dalam istilah medis dikenal dengan selesma atau common cold umumnya disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui droplet.
"Jadi batuk pilek itu penyebabnya adalah virus yang menyebar melalui droplet atau percikan ludah yang keluar ketika berbicara atau batuk," jelas dr. Lucky, saat dihubungi kumparanMOM, Kamis (30/6).
ADVERTISEMENT
Namun, dr. Lucky menegaskan, jika batuk bukanlah sebuah penyakit, melainkan refleks tubuh untuk membersihkan sesuatu yang terdapat di tenggorokan.
“Batuk itu sebenarnya bukan penyakit, itu adalah respons atau refleks tubuh untuk membersihkan sesuatu yang ada bermasalah di tenggorokan. Misalnya, debu, zat iritan, tersedak, dan batuk terjadi untuk membersihkan saluran pernapasan, termasuk jika ada infeksi” kata dr. Lucky.
com-Ilustrasi anak batuk pilek. Foto: Shutterstock
Lalu, apakah berhubungan dengan kualitas udara?
dr. Lucky mengungkapkan, keduanya bisa saja berhubungan, tetapi kualitas udara bukan menjadi penyebab utamanya.
“Kalau ngomongin batuk pilek dari selesma atau commond cold sebenarnya penyebabnya adalah virus, tetapi kualitas udara yang memburuk mungkin saja menyebabkan infeksi tersebut menjadi lebih mudah terjadi," ungkapnya.
Ilustrasi Anak Demam Foto: Shutterstock
Kendati demikian, orang tua perlu mengetahui perbedaan antara anak batuk karena kualitas udara atau karena COVID-19. Ya Moms, sebab beberapa waktu belakangan ini, pemerintah mulai melonggarkan protokol kesehatan di berbagai situasi. Misalnya saja boleh tidak menggunakan masker di ruang terbuka dengan sedikit orang. Sehingga, paparan virus itu bisa saja menginfeksi anak-anak.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa perbedaannya?
Menurut dokter anak sekaligus edukator kesehatan itu, gejala yang perlu diperhatikan orang tua saat anak batuk adalah demam. Jika anak mengalami batuk karena kualitas udara, maka biasanya tidak akan disertai demam. Sementara jika karena COVID-19, anak cenderung mengalami demam karena disebabkan oleh infeksi.
“Ciri utamanya demam. Kalau COVID-19 kan karena infeksi, jadi anak demam, ngilu-ngilu, bahkan ada juga yang diare. Sementara kalau karena kualitas udara ya cuma batuk saja, tidak disertai gejala seperti covid,” jelasnya.
dr. Lucky menambahkan, buruknya kualitas udara bukan hanya bisa menyebabkan anak batuk, tetapi juga memicu gangguan organ lain bila berlangsung lama.
“Di polusi (udara) itu kan banyak benda-benda kimia yang berbahaya, kalau itu terus-terusan dihirup oleh anak itu jangka panjangnya juga bisa mengganggu perkembangan otak, yang akan mengakibatkan gangguan perkembangan kognitif,” tambah dr. Lucky.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, tidak semua anak yang mengalami batuk pilek memerlukan pengobatan khusus. Misalnya saja minum obat antibiotik. Sebab, kebanyakan batuk pilek pada anak disebabkan oleh virus, sehingga sangat jarang disebabkan oleh bakteri.
“Kondisi batuk pilek yang memerlukan antibiotik sebenarnya sangat jarang, ya, karena kebanyakan batuk pilek pada anak itu penyebabnya adalah virus, sangat jarang batuk pilek disebabkan oleh bakteri, kecuali kalau sudah infeksi di paru-paru atau di tenggorokan,” tutur dr. Lucky.
Ilustrasi Anak minum obat batuk. Foto: GOLFX/Shutterstock
Oleh karena itu, orang tua disarankan untuk tidak memberikan obat antibiotik pada anak dengan sembarangan. Karena, antibiotik termasuk golongan obat keras yang perlu ditebus dengan resep dokter.
“Pemberian antibiotik itu sebenarnya ada di keputusan dokter yang memeriksa. Jadi, jangan sekalipun memberikan antibiotik tanpa ada resep atau pemeriksaan dari dokter langsung, jadi antibiotik itu adalah obat keras yang perlu ditebus dengan resep dokter,” saran dr. Lucky.
ADVERTISEMENT
Jika batuk pilek anak sering terjadi berulang, orang tua perlu melakukan evaluasi untuk mengetahui penyebabnya, misalnya karena infeksi ataupun alergi.
“Kalau anak infeksi berarti ada demamnya, batuk terjadi sepanjang hari, lendirnya dan ingus berwarna kuning atau hijau, kalau seperti itu mungkin bisa karena infeksi. Kalau batuk berulang tapi tanpa ada demam, lebih sering pada malam hari, dan cairan hidungnya jernih mungkin ini karena alergi, berarti cari penyebab alerginya. Bisa aja karena asap-asap itu (polusi udara) jadi pencetusnya, jadi harus dihindari,” tutup dr. Lucky.