Benarkah KB Alami Bisa Cegah Kehamilan? Ini Kata Dokter

1 Juli 2023 14:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasangan menggunakan KB alami. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan menggunakan KB alami. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Menggunakan alat kontrasepsi atau KB sering jadi pilihan banyak pasangan suami istri untuk mengatur jarak kehamilan. Tapi, tidak sedikit juga pasangan suami istri yang lebih memilih untuk KB alami, alias mengandalkan kehati-hatian dalam berhubungan seksual agar tidak terjadi kehamilan.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, KB alami memang bisa saja dilakukan sebagai alternatif agar tidak menggunakan alat kontrasepsi konvensional. Apalagi, kekhawatiran soal perubahan pada tubuh ibu pasca ber-KB juga tidak bisa dihindarkan.
Tapi, apa benar KB alami bisa efektif mencegah kehamilan, Moms?

Kata Dokter soal KB Alami untuk Cegah Kehamilan

KB alami untuk cegah kehamilan. Foto: Shutterstock
Setiap pasangan wajib memahami seberapa pentingnya ber-KB. Menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dr. Andrew Yurius Christian, SpOG., menerapkan keluarga berencana dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga, finansial, kesehatan tubuh dan jiwa ibu dan anak, kecukupan ASI, hingga menurunkan risiko mortalitas pada ibu atau si kecil.
Memang tidak sedikit pasangan yang lebih memilih KB tradisional seperti senggama terputus, sistem kalender, dan penggunaan kondom. Namun perlu diketahui juga berapa persen tingkat kegagalannya.
ADVERTISEMENT
“Pertama, senggama terputus punya risiko kegagalan lebih dari 22 persen. Kemudian sistem kalender lebih dari 24 persen, serta penggunaan kondom yang kegagalannya lebih dari 18 persen,” ujar dr. Andrew pada kumparanMOM beberapa waktu lalu.
Oleh karenanya, penggunaan KB modern jangka panjang sebenarnya lebih disarankan karena dianggap lebih aman dan menguntungkan. Apalagi, ada beberapa ibu yang disarankan untuk menjarakkan kehamilan berikutnya setelah melahirkan, misalnya dengan pertimbangan kesehatan seperti riwayat preeklamsia berat, gula darah tinggi dalam kehamilan, dan penyakit prenatal lainnya.
Lebih lanjut, dr. Andrew menerangkan, banyaknya informasi negatif yang beredar di luar sana mengenai efek samping KB menjadi salah satu keengganan pasangan untuk menggunakannya. Padahal, efek samping KB tidak selalu ada dan atau tidak selalu sama pada setiap orang, Moms.
ADVERTISEMENT
“Jadi, pasangan dengan kondisi khusus yang disarankan untuk menjarakkan kehamilan, berkonsultasilah terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan yang berkompeten dibanding hanya mendengarkan kabar-kabar di luar sana,” pungkas dr. Andrew.

Tips Pilih Alat Kontrasepsi yang Tepat

Ilustrasi berbagai macam metode kontrasepsi. Foto: ADragan/Shutterstock
Diskusi dengan pasangan
Berdiskusi dengan pasangan terkait perencanaan keluarga adalah poin penting dalam ber-KB, Moms. Ya, Anda dan suami perlu berdiskusi dan memutuskan soal kapan ingin memiliki anak, ingin punya anak berapa, serta jarak kelahiran anak.
Pahami kebiasaan diri dan pasangan
Setiap alat kontrasepsi punya kelebihan dan kekurangan sehingga bisa disesuaikan dengan kebiasaan Anda, Moms. Misalnya Anda termasuk ibu bekerja dengan jadwal padat, sehingga bila menggunakan alat kontrasepsi pil atau suntik tidak disarankan karena berisiko lupa. Pun untuk Anda yang takut dengan suntikan juga bisa menghindari metode suntik tersebut, Moms.
ADVERTISEMENT
Pertimbangkan kesehatan
Ketahui kondisi kesehatan diri sendiri, apakah Anda punya penyakit yang berbahaya yang dapat dipengaruhi atau mempengaruhi alat kontrasepsi. Untuk hal ini, tentu Anda perlu berkonsultasi dengan ahli kesehatan agar mendapatkan solusi terbaik, ya.
Kenali jenis kontrasepsi
Ada banyak jenis alat kontrasepsi yang bisa jadi pilihan. Mencari tahu lebih awal akan membuat Anda mengetahui lebih banyak tentang kelebihan dan kekurangannya. Misalnya, IUD yang bisa digunakan selama 5 tahun dengan efektivitas hingga 99 persen, tapi juga bisa menyebabkan kehamilan jika posisinya bergeser di dalam rahim.