Benarkah Makanan Tradisional Bisa Cegah Stunting pada Anak?

20 Oktober 2022 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak stunting. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak stunting. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Moms, hingga saat ini stunting masih menjadi masalah kesehatan utama yang mengancam banyak anak di dunia. Kurangnya asupan gizi seimbang sejak bayi di dalam kandungan dan setelah lahir kerap menjadi penyebabnya.
ADVERTISEMENT
Menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada studi status gizi Indonesia tahun 2021, angka prevalensi stunting telah menurun menjadi 24,4 persen pada tahun 2021 dari yang sebelumnya 26,92 persen di tahun 2020. Namun, angka ini masih di bawah standar WHO yang seharusnya tidak lebih dari 20 persen.
Ketua Umum Indonesian Gastronomy Community, Ria Musiawan, mengatakan, sangat penting adanya kolaborasi antara pemerintah, organisasi, industri, hingga masyarakat untuk sama-sama memperjuangkan hak gizi anak sejak dini agar terhindar dari ancaman stunting.
"Stunting dan masalah gizi kronis menjadi isu prioritas negara karena mengecam generasi masa depan Indonesia. Untuk itu, upaya peningkatan status gizi masyarakat menjadi prioritas yang tidak bisa digerakkan sendiri oleh pemerintah," ungkap Ria dalam acara dalam acara Deklarasi Konsensus Nutrisi dan Hidrasi Berbasis Makanan Tradisional untuk Mencegah Stunting yang diselenggarakan IGC bersama Danone Indonesia di Kembang Goela Restoran, Senin (17/10).
ADVERTISEMENT
Nah Moms, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi anak sejak dini adalah dengan memberikan makanan dari bahan lokal atau tradisional. Lantas, apakah makanan tradisional dapat menekan angka stunting pada anak?

Makanan Tradisional untuk Mencegah Stunting pada Anak

Ilustrasi anak stunting. Foto: Shutter Stock
Menurut, Medical Science Director Danone Indonesia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, stunting merupakan major nutritional problem yang penyebabnya adalah kekurangan asupan nutrisi dalam waktu kronis (lama). Padahal, Indonesia seharusnya tidak memiliki kasus stunting yang tinggi karena kekayaan sumber daya alamnya.
"Indonesia sebenarnya tidak pantas menjadi negara dengan angka stunting tinggi. Karena stunting bisa dicegah selama anak-anak mendapatkan asupan nutrisi yang baik, dan asupan nutrisi ini bisa dapat dari pangan tradisional dan makanan yang dapat dari rumahan yang dapat memenuhi hampir 60 persen kebutuhan protein," jelas dr. Ray yang juga hadir dalam acara tersebut.
ADVERTISEMENT
Inilah pentingnya membangkitkan kembali semangat dan gerakan untuk memanfaatkan hidrasi dan nutrisi berbasis pangan atau makanan tradisional di dalam keluarga. Sebab, banyak penelitian ilmiah yang menunjukkan, jika Indonesia bisa kembali ke local wisdom, mulai dari pangan, nutrisi, sanitasi, dan hidrasi, maka stunting bisa dicegah.
"Enggak ada lagi kasus stunting baru, minimal (angkanya) ditekan, dan yang sudah stunting diobati dengan asupan nutrisi dan kebutuhan medis khusus," ujar dr. Ray.
Ilustrasi anak balita makan telur Foto: Shutter Stock
Hal yang sama juga sampaikan oleh Dewan Pakar IGC, Hindah Muaris, salah satu cara untuk meningkatkan gizi masyarakat adalah melalui asupan nutrisi dari makanan tradisional yang kini mulai ditinggalkan karena banyak makanan yang lebih praktis.
"Strategi gastronomi (seni makan yang baik) dengan menu gizi seimbang dari bahan pangan lokal yang diolah menjadi berbagai hidangan enak dan menyehatkan dapat memperbaiki gizi anak sehingga menurunkan angka stunting," ungkap Hindah.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, banyak makanan tradisional atau bahan pangan lokal mengandung gizi penting untuk mencegah stunting pada anak. Mulai dari telur rebus, kacang-kacangan, umbi-umbian, hingga jagung yang mengandung tinggi protein. Selain bergizi, makanan tersebut juga mudah ditemukan dengan harga yang terjangkau pula. Hindah juga mengimbau agar orang tua memberikan hidrasi yang cukup pada anak yaitu konsumsi air putih sebanyak 2 liter setiap harinya.