Benarkah Panggul Sempit Membuat Ibu Susah Melahirkan?

20 Agustus 2023 15:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Panggul Sempit Potensi Alami Disproporsi Cephalopelvic saat Persalinan, Apa Itu? Foto: Gorodenkoff/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Panggul Sempit Potensi Alami Disproporsi Cephalopelvic saat Persalinan, Apa Itu? Foto: Gorodenkoff/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Saat Anda hamil wajar apabila merasa gugup menjelang proses persalinan. Apalagi, kehamilan tersebut adalah yang pertama. Banyak hal bisa terlintas di kepala Anda, termasuk yang membuat khawatir.
ADVERTISEMENT
Terkadang, informasi dan cerita pengalaman buruk orang lain saat proses persalinan juga bisa mempengaruhi Anda. Nah salah satu kondisi yang bisa terjadi saat persalinan adalah disproporsi cephalopelvic.
Disproporsi Cephalopelvic terjadi ketika bayi mengalami kesulitan melewati jalan lahir. Bayi mungkin sangat besar atau dalam posisi melahirkan yang sulit. Kondisi ini bisa terkadi akibat panggul ibu mungkin terlalu kecil untuk dilewati bayi dengan aman.

Seberapa Sering Terjadi?

Disproporsi kepala panggul yang sebenarnya adalah ketika ukuran kepala bayi dan panggul ibu tidak cocok. Sehingga sulit, atau tidak mungkin bagi bayi untuk melewatinya. Sebetulnya, hal ini sangat jarang terjadi. Namun, masalah lain seperti posisi tubuh atau kepala bayi di dalam rahim, dapat menyebabkan proses persalinan berjalan lambat atau terhenti.
ADVERTISEMENT
Bagi perempuan dengan tubuh dan pinggul yang mungil kerap kali disebut akan kesulitan saat proses persalinan. Namun meski bayi di kandungan memiliki berat dan ukuran yang besar, ibu dengan badan kecil tetap memiliki peluang melahirkan normal.
Sebab, bagian panggul atau pelvis memiliki tingkat fleksibilitas yang baik sehingga bisa mengakomodasi proses kelahiran dengan aman. Selain itu, tulang di kepala bayi juga mampu berubah bentuk saat melahirkan. Jadi, jika dokter Anda memberi tahu bahwa ukuran bayi Anda besar.
Hal yang harus Anda ingat, hasil pengukuran bobot bayi saat mereka masih di kandungan tak selalu tepat.
Meski ultrasonografi adalah alat yang sangat baik dan dapat memberikan gambaran bayi kepada dokter, namun hasil pemindaian ini merupakan perkiraan. Tidak jarang bayi yang tampak besar lahir dengan berat normal. Dokter tidak dapat menimbang bayi Anda atau mengetahui ukuran persis kepalanya saat dia masih berada di dalam tubuh Anda.
ADVERTISEMENT
Namun, jika ibu mengalami cedera panggul atau masalah genetik yang membuat panggul menyempit atau posisi bayi untuk melahirkan tidak ideal, CPD bisa menjadi masalah.

Faktor Risiko

Salah satu hal tak menyenangkan yang bisa ibu alami yakni Disproporsi kepala panggul (DKP) atau cephalopelvic disproportion (CPD). Kondisi ini adalah komplikasi persalinan karena ukuran kepala atau tubuh janin terlalu besar untuk melewati panggul ibu.
Kondisi medis ini perlu ditangani dengan tepat karena dapat menyebabkan proses persalinan berlangsung lama, sehingga memicu terjadinya berbagai komplikasi, seperti kelainan bentuk kepala bayi, distosia bahu, prolaps tali pusat, cedera rahim, perdarahan dan lain-lain.
Ilustrasi ibu melahirkan. Foto: Shutterstock
Berikut Faktor Risiko CPD untuk Bayi
Bobot bayi yang baru lahir berbanding lurus dengan ukuran tubuh serta kepala. Ketika seorang bayi lahir dengan bobot yang berat, kepala bayi tersebut juga akan besar. Risiko CPD naik saat bayi lebih dari 8 lbs 13 oz atau 4.000 gram atau 4 kg.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya bobot, posisi bayibjuga menentukan kelancarab proses persalinan. Jika bayi sungsang atau berbaring miring, itu akan mempengaruhi proses melahirkan
Kemudian kondisi medis juga mempengaruhi proses kelahiran. Misalnya, anak dengan hidrosefalus bisa lebih sulit keluar saat proses persalinan. Lalu, jenis kelamin juga ternyata berpengaruh. Tubuh bayi laki-laki cenderung lebih besar daripada anak perempuan, sehingga risiko CPD pada anak laki-laki sedikit lebih tinggi.

Faktor Risiko untuk Ibu

- Riwayat operasi atau cedera panggul
- Panggul yang sempit atau memiliki variasi genetik dalam bentuk
- Kehamilan pertama
- Diabetes dan diabetes gestasional
- Polihidramnion
- Kegemukan dan tinggi badan
- Malnutrisi
- Sejarah perawatan kesuburan
- Melewati tanggal jatuh tempo
- C-section sebelumnya
ADVERTISEMENT

Lalu, bagaimana dokter mengetahui ibu mengalami CPD?

- CPD biasanya didiagnosis selama persalinan ketika bayi tidak berkembang secara alami melalui proses kelahiran.
- Persalinan berkepanjangan atau berlangsung lebih lama dari yang diharapkan.
- Kontraksi rahim tidak cukup kuat untuk membuat persalinan terus berlanjut.
- Penipisan dan pelebaran serviks terjadi secara perlahan atau tidak sama sekali.
- Kepala bayi tidak masuk atau memasuki panggul.
- Bayi tidak bergerak turun melalui stasiun panggul.
ilustrasi ibu hamil menjelang bersalin Foto: Shutterstock
Bisakah Dicegah?
Umumnya kondis CPD ini tidak terdiagnosis sampai ada masalah selama persalinan. Artinya, kondisi ini cenderung sulit untuk dicegah.
Namun, dokter yang telah memeriksa dan mentau proses kehamilan Anda juga memantau perkembangan bayi dibperut. Jika dokter mencurigai bahwa CPD bisa menjadi masalah, dia akan membicarakannya dengan Anda. Dokter akan mengevaluasi Anda untuk CPD dengan:
ADVERTISEMENT
- Mengambil riwayat kesehatan, termasuk riwayat keluarga dan setiap operasi atau cedera yang mungkin Anda alami.
- Memeriksa panggul Anda untuk mengetahui ukuran dan bentuknya secara umum.
- Menggunakan hasil USG dan pemeriksaan fisik untuk memperkirakan ukuran bayi Anda.
- Pemantauan posisi bayi di dalam rahim.
Jika Anda pernah mengalami CPD selama persalinan sebelumnya, dokter akan lebih siap untuk membuat rencana persalinan untuk mencegah komplikasi selama persalinan berikutnya.