Benarkah Salah Cara Jemur Bayi Sebabkan Warna Kulit Berubah? Ini Kata Dokter!

6 September 2024 12:37 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menjemur Bayi  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Menjemur Bayi Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bayi baru lahir mengalami perubahan warna kulit merupakan sesuatu yang dikhawatirkan orang tua. Banyak bayi terlahir dengan warna kulit putih dan rona kemerahan. Namun, pada beberapa bayi, warna kulit bisa mengalami perubahan setelah beberapa minggu. Dan tidak sedikit juga bayi yang terlahir dengan kulit lebih gelap.
ADVERTISEMENT
Mengapa kulit bayi berubah-ubah? Tenang saja, karena kondisi ini sebenarnya wajar terjadi.
Saat baru lahir, kulit bayi masih sangat tipis, Moms. Kulit yang tipis itulah yang membuat pembuluh darah di bawah kulit dapat terlihat jelas, dan warna kulitnya bersemu kemerahan. Kandungan pigmen di dalam kulit bayi baru lahir pun masih sedikit.
Seiring bertambah usia, kulit bayi perlahan akan semakin menebal dan bertambah jumlah pigmen. Sehingga, tidak heran bila kulit si kecil akan lebih gelap dari ketika lahir.
Fase perubahan warna kulit ini umumnya berlangsung selama 6 bulan pertama kehidupan bayi. Setelah 6 bulan, warna kulit bayi biasanya adalah warna kulitnya yang tetap atau permanen. Warna kulit ini bisa diwarisi bayi dari kedua orangtuanya.
ADVERTISEMENT
Namun, perubahan warna kulit juga dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau kondisi kesehatan bayi. Salah satunya salah cara menjemur bayi.

Salah Menjemur Bisa Sebabkan Perubahan Warna Kulit Bayi

Ilustrasi menjemur bayi. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Ya Moms, kulit bayi bisa menghitam akibat dijemur terlalu lama dan dengan cara yang kurang tepat. Kebiasaan di Indonesia, bayi baru lahir dijemur langsung di bawah sinar matahari pagi, dibuka bajunya, dibolak-balik, dan dilakukan dalam waktu yang cukup lama. Katanya, sih, biar bayi enggak kena penyakit kuning. Siapa yang masih menjemur bayi dengan cara ini?
Tetapi, menjemur bayi dengan cara di atas tidak terbukti dapat mencegah si kecil dari penyakit kuning. Kuning pada bayi baru lahir disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin darah, akibat hati bayi yang belum mampu membuang bilirubin dengan baik. Jika melebihi nilai normal, kadar bilirubin dapat diturunkan dengan phototherapy (terapi sinar).
ADVERTISEMENT
Namun, menurut dokter spesialis anak sekaligus expert kumparanMOM, Reza Abdussalam, Sp.A, menjemur bukanlah penanganan yang tepat pada bayi yang mengalami penyakit kuning atau ikterus neonatorum/jaundice.
"Untuk saat ini, pilihan terapi untuk ikterus neonatorum yang utama adalah fototerapi, bukan paparan sinar matahari," ujar dr. Reza.
Memang, menurut IDAI, sinar matahari memiliki banyak manfaat dan sangat penting untuk sintesis vitamin D pada kulit. Maka dari itu, bayi perlu terpapar radiasi ultraviolet B (UVB), namun dalam tingkat rendah agar dapat memproduksi vitamin D.
Ilustrasi bayi baru lahir tidur tengkurap. Foto: Shutter Stock
Namun, dr. Reza menjelaskan, menjemur bayi terlalu lama dan paparan sinar matahari yang terlalu luas pada area kulit, mak bisa mengakibatkan kulit bayi menjadi kehitaman.
"Jemur bayi yang terlalu lama dan permukaan kulit yang terpapar terlalu luas, bisa mengakibatkan kerusakan kulit seperti miliaria ataupun menjadi kehitaman. Akan tetapi, hal ini berlangsung sementara. Jika diperbaiki cara menjemurnya, maka kulit anak akan normal kembali," tutur dr. Reza.
ADVERTISEMENT
dr. Reza pun mengingatkan menjemur bayi harus dilakukan dengan cara yang tepat, antara lain: