news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Benarkah Wanita dengan Endometriosis Sulit Hamil?

9 Februari 2020 9:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi wanita yang mengalami endometriosis Foto: shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi wanita yang mengalami endometriosis Foto: shutterstock
ADVERTISEMENT
Banyak hal yang harus diketahui wanita ketika ia ingin cepat hamil. Salah satunya terkait masalah endometriosis. Apa itu? Kondisi ketika ada sebuah jaringan (endometrium) yang tumbuh di luar rahim.
ADVERTISEMENT
Endometrium merupakan lapisan paling luar rahim yang berbatasan langsung dengan rongga rahim. Sehingga hal inilah yang biasa membuat wanita merasakan nyeri haid begitu kuat, dan bisa saja nyeri pada saat atau setelah berhubungan seks dengan suami.
Menurut dr. I Made C. Irawan dalam bukunya berjudul @blogdokter, lapisan tersebut bisa saja meluruh ketika wanita tengah haid. Namun, jaringan yang luruh itu tidak keluar melalui vagina tapi akan mengendap di sekitar organ reproduksi. Endapan ini lama-kelamaan akan menyebabkan peradangan, kista, jaringan parut, dan akhirnya menimbulkan berbagai gangguan lain.
Ilustrasi sakit perut. Foto: Shutterstock
Jika Anda mengalami beberapa gejalanya, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Biasanya Anda akan menjalani beberapa tes seperti pemeriksaan pelvis, ultrasound, dan laparoskopi.
ADVERTISEMENT
Lalu yang menjadi pertanyaan adalah, apakah wanita yang terkena penyakit endometriosis dapat hamil?
dr. Gita Pratama, SpOG, dokter spesialis kebidanan dan kandungan menjelaskan, penderita endometriosis derajat minimal dan ringan dapat hamil secara alami tanpa pengobatan apa pun. Sebaliknya, penderita endometriosis derajat sedang dan berat, disarankan untuk melakukan program hamil dengan inseminasi atau bayi tabung.
Dokter yang juga praktik di Klinik Yasmin RSCM Kencana ini menuturkan bahwa kehamilan itu sendiri sebenarnya dapat menurunkan gejala endometriosis, Moms. Itu karena tingginya hormon progesteron pada kehamilan yang akan menekan perkembangan endometriosis.
Namun, sayangnya kemungkinan besar akan kembali terjadi setelah melahirkan.
"Apabila haid sudah kembali, gejala nyeri haid dan perkembangan endometriosis dapat muncul kembali," kata dr. Gita dalam highlight di Instagram pribadinya, @tommygpratama.
Ilustrasi nyeri. Foto: Shutter Stock
Lebih lanjut dr. Gita menganjurkan pada wanita yang ingin melakukan operasi pengangkatan kista dan ingin hamil setelah operasi, maka usaha untuk meningkatkan terjadinya kehamilan (inseminasi dan bayi tabung) dapat Anda lakukan, Moms.
ADVERTISEMENT
"Angka kekambuhan kista endometriosis cukup tinggi sekitar 20-40 persen dalam 5 tahun setelah operasi," tulisnya.
Lantas apakah endometriosis dapat sembuh?
Ia kembali menjelaskan bahwa selama wanita masih mengalami haid, maka endometriosis akan tetap aktif. Sebab endometriosis sangat tergantung dengan adanya hormon estrogen dari ovarium. Oleh karena itu, di saat wanita mengalami fase menopause, endometriosis tidak akan bekerja dalam artian menghilang dengan sendirinya, serta gejala-gejala akibat inflamasi atau peradangan pun juga hilang.