Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Berapa Lama Bayi Prematur Harus Berada di Inkubator?
15 November 2017 17:31 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Bayi yang lahir prematur sejatinya harus diberikan perawatan intensif untuk mencegah hal yang tak diinginkan. Pertumbuhan bayi yang belum sempurna menyebabkan kondisi bayi rentan terhadap gangguan kesehatan. Bahkan, terlambat menanganinya sebentar saja bisa membuat nyawa buah hati tidak tertolong.
ADVERTISEMENT
Usia bayi prematur yang belum cukup bulan membuat mereka harus hidup dengan didukung oleh alat inkubator yang bisa membuat mereka tetap nyaman dan tenang. Karena bagaimanapun, bayi prematur belum bisa melakukan transisi dengan dunia luar sehingga inkubator akan menolong mereka agar diselimuti dengan suhu serta kelembaban yang sesuai seperti saat berada di dalam rahim ibu.
"Bayi prematur itu belum siap dengan dunia luar sehingga mereka harus dibuat seperti layaknya berada di rahim ibu, misalnya suhu serta kelembabannya harus diatur menyesuaikan dengan suhu saat berada di dalam kandungan. Oleh karena itu, penanganannya haruslah intensif," tutur DR. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K) kepada kumparan (kumparan.com) saat ditemui di Hotel Fairmont Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (14/11).
Meski harus berada di inkubator, dr. Rina menyarankan agar bayi prematur tak boleh terlalu lama berada di alat tersebut. Karena menurutnya, sentuhan ibu adalah inkubator alami untuk bayi.
ADVERTISEMENT
"Inkubator itu sebenarnya digunakan saat perlu saja, jika kondisi bayi tidak memungkinkan maka perlu bantuan inkubator. Semakin kecil ukuran bayi, maka semakin lama ia harus berada di inkubator. Tapi jika bayi lahir mendekati usia yang cukup bulan, tidak perlu berlama-lama di inkubator," ungkap dokter yang juga menjabat sebagai staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RS Dr. Cipto Mangunkusumo itu.
"Bayi harus cepat dikembalikan ke ibunya. Saat kondisi ibu sudah stabil, maka bayi harus menerima sentuhan sang ibu dengan cara ditempelkan di dada," tambahnya
dr. Rina menyebutkan sentuhan ibu sebagai inkubator alami akan membuat bayi mendapatkan kehangatan serta perasaan nyaman karena bayi bisa merasakan langsung detak jantung sang ibu yang sudah dikenalnya saat masih berada di dalam kandungan.
ADVERTISEMENT
Bayi yang terlalu lama dijauhkan dengan ibunya justru bisa mengalami trauma perpisahan yang cukup dalam sehingga diharapkan ibu bisa cepat pulih dari pasca melahirkan.
"Kebanyakan ibu-ibu yang baru melahirkan itu takut untuk menggendong anaknya, apalagi bayi prematur yang lahir dengan ukuran yang lebih kecil. Umumnya kejadian ini berlangsung sekitar dua hari," katanya.
Lantas, kapan bayi prematur boleh dibawa pulang?
Parameter seorang bayi prematur diizinkan pulang bukan diukur dari berat badan yang cukup tapi dari kesiapan mental ibunya. Perawatan bayi prematur yang jauh lebih susah menuntut ibu untuk bisa merawat bayinya dengan sepenuh hati.
Ibu juga harus selalu ada untuk anaknya, bahkan selama 24 jam penuh agar kondisi bayi bisa cepat pulih. Perlu diingat, hanya ibu yang sehat yang boleh menggendong anaknya. Jika ibu tersebut mempunyai penyakit yang bisa menular lewat udara, seperti TBC atau flu maka, dr. Rina tidak menyarankan ibu untuk mendekap buah hatinya.
ADVERTISEMENT
Stimulasi dalam mengasah otak juga perlu diberikan untuk menunjang kemampuan otak si kecil mengingat pertumbuhan organ tubuhnya belum sempurna. Semua itu dilakukan agar bayi tetap bisa melihat, mendengar, dan merasakan kehangatan ibu.
"Bayi prematur itu bisa dibentuk menjadi orang yang excellent nantinya, jadi stimulasi itu penting karena tak ada pembeda antara bayi prematur dengan bayi yang dilahirkan saat usia cukup bulan," tutup dr. Rina mengakhiri perbincangan.