Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Berat Badan Janin di Atas Rata-rata, Benarkah Diturunkan dari Ibunya saat Bayi?
10 Mei 2025 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pemantauan berat badan janin penting untuk memastikan si kecil tumbuh dengan sehat. Di sisi lain, dokter juga dapat mendeteksi potensi masalah kesehatan sedini mungkin, seperti gangguan pertumbuhan hingga mencegah komplikasi pada ibu dan bayi.
Saat pemeriksaan USG, umumnya dokter akan memberi tahu perkembangan penambahan berat badan bayi di dalam kandungan. Tidak jarang, Anda akan kaget saat diberi tahu janin memiliki berat badan di atas rata-rata berdasarkan usia kehamilan dan jenis kelamin, atau disebut juga large for gestational age (LGA).
Seperti dialami pemilik akun Instagram @niaghania, yang dalam videonya membagikan momen sedang melakukan pemeriksaan USG. Lalu, ia bertanya kepada dokternya mengapa berat badan janinnya berada di atas rata-rata sesuai usia kehamilan ibunya. Lalu sang dokter berkata:
ADVERTISEMENT
"Ibu waktu bayi besar juga enggak? Bisa jadi keturunan soalnya," jawab dokter itu.
Kemudian, Nia pun mengunggah beberapa fotonya ketika masih bayi, yang memperlihatkan ia pun juga memiliki tubuh gempal dan berat badan di atas rata-rata.
Benarkah Berat Badan Janin Bisa Diturunkan dari Berat Badan Ibunya saat Bayi?
"Betul, kondisi taksiran berat janin (TBJ) cenderung besar hingga makrosomia (berat badan lahir > 4.500 gram) bisa disebabkan oleh faktor keturunan atau genetik," ujar dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dr. Andre Yurius Christian, Sp.OG, kepada kumparanMOM.
Lantas, bagaimana mengetahui janin Anda berukuran besar? Salah satu tandanya dapat dilihat dari perut sang ibu alias tingginya fundus uteri yang besar --titik tertinggi rahim.
Dokter pun akan turut memperhatikan riwayat kesehatan ibu hamil. Jika ibu memiliki riwayat diabetes gestasional atau diabetes melitus yang tidak terkontrol, kencing manis, hingga obesitas, bisa membuat bayi cenderung lebih besar dan gemuk.
ADVERTISEMENT
"Faktor-faktor yang memengaruhi berat badan janin sehingga berat badannya di atas rata-rata adalah gestasional diabetes melitus, faktor genetik atau keturunan, peningkatan berat badan ibu yang berlebihan saat hamil, hingga postur badan besar dari ayah dan ibu," jelasnya.
Kondisi janin besar ternyata belum tentu ibu hamil perlu melakukan diet sehat. dr. Andrew menjelaskan, apabila berat badan janin di atas rata-rata, terutama di awal trimester 3 kehamilan, maka dokter akan melakukan pemeriksaan laboratorium berupa TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral). Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan apakah ibu hamil memiliki kondisi diabetes melitus atau diabetes gestasional atau tidak.
"Jika iya, maka akan diberikan obat-obatan diabetes hingga perbaikan pola makan dan olahraga. Diet yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah diet yang tinggi protein, bukan diet yang tinggi karbohidrat atau gula," tutupnya.
ADVERTISEMENT
Apabila ditemukan kondisi janin ternyata makrosomia, biasanya dokter akan memastikan terlebih dahulu kondisi panggul ibu, apakah memungkinkan untuk menjalankan persalinan normal (spontan/ pervaginam) atau tidak.
Jika kepala atau tubuh bayi lebih besar dibandingkan dengan rongga panggul ibu, maka akan dipertimbangkan untuk melakukan persalinan dengan operasi caesar demi keselamatan ibu dan bayi. Jadi, bila ditemukan tanda adanya makrosomia, Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk merencanakan proses persalinan yang tepat, Moms.