Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Berbahaya, Moms! 6 Olahraga Ini Sebaiknya Tidak Dimainkan Anak
14 Juni 2022 12:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Banyak orang tua yang mengajak anak-anaknya untuk berolahraga sejak dini. Ya Moms, banyak manfaat bagi tumbuh kembang dan kesehatan anak yang gemar olahraga. Sebut saja tubuh lebih sehat, menurunkan risiko obesitas dan tekanan darah, meningkatkan kecerdasan, melatih fungsi serta kemampuan motorik, hingga belajar menjadi sosok yang sportif.
ADVERTISEMENT
Namun, di balik banyaknya manfaat tersebut, ternyata ada beberapa jenis olahraga yang kurang aman dimainkan anak-anak kecil. Atau sebaiknya bermain saat usianya sudah lebih besar. Sebab, ternyata cara permainan maupun risiko cedera beberapa olahraga ini bisa berbahaya hingga menimbulkan efek berkepanjangan.
Olahraga yang Tidak Boleh Dimainkan Anak
Dikutip dari Good House Keeping, ahli Patologi Forensik, Dr. Bennet Omalu, mengungkapkan enam jenis olahraga yang sebaiknya tidak dimainkan anak-anak kecil, yaitu:
1. Sepak bola Amerika (American Football)
2. Hoki es
3. Seni bela diri campuran (Mixed martial arts)
4. Tinju
5. Gulat
6. Rugbi
dr. Omalu menjelaskan, olahraga-olahraga di atas sebaiknya tidak dimainkan sampai mereka berusia 18 tahun. Sebab, cara permainannya cukup berbahaya, yakni bermain fisik seperti pukulan berulang atau menindih bagian tubuh, meninju, mendorong jatuh, melempar, hingga membanting. Cara permainan yang kasar ini berisiko menjadi kekerasan pada anak jika tidak dikendalikan.
ADVERTISEMENT
"Ketika seorang anak memainkan olahraga high impact, anak itu menerima pukulan di kepalanya. Terkadang 50 pukulan per game. Dan sang anak 100 persen berisiko mengalami kerusakan otak. Pelecehan dan kekerasan anak bisa karena paparan disengaja [lewat olahraga tersebut] memperbesar risiko cedera," jelas dr. Omalu.
Dari keenam olahraga di atas, American Footbal menjadi yang paling berbahaya menurut dr. Omalu. Meski olahraga yang satu ini kurang populer di Indonesia, tapi tetap perlu diwaspadai ya, Moms. Sebab, permainan ini mengharuskan pemain merebut bola dengan cara mendorong jatuh puluhan bahkan ratusan kali dalam satu pertandingan.
"Puluhan hingga ratusan kali pukulan di kepala, cedera berulang kali lalu berakumulasi dan akhirnya menyebabkan kerusakan otak secara kumulatif," ungkap dia.
ADVERTISEMENT
Pahami Pencegahan dan Penanganan Cedera Agar Anak Aman Berolahraga
Orang tua perlu memahami tidak ada olahraga yang benar-benar aman dari risiko cedera, seperti gegar otak misalnya. Sekalipun olahraga tersebut terlihat aman dilakukan, namun Anda perlu melakukan upaya pencegahan agar meminimalkan risikonya. Salah satunya mengetahui penanganan apabila anak mengalami luka atau cedera.
"Orang tua, pelatih dan teman-temannya harus dapat mengenali gejala gegar otak. Ada beberapa kasus saat gejala yang muncul seperti sakit kepala, kebingungan, mual, atau bicara tidak jelas. Gejala ini mungkin tidak langsung terlihat di lapangan, dan akan muncul setelah dia kembali di rumah," jelas Pelatih Atletik, Christopher Bienkiewicz, dan Direktur Terapi Fisik Dr. Caitlin Mancuso dari SportsCare.
Nah Moms, para ahli menyarankan untuk memilih olahraga seperti berenang, atletik, bola basket, bola voli, bulu tangkis atau tenis, untuk dimainkan oleh anak-anak. Namun perlu dipahami juga, apa pun olahraganya, orang tua harus mengawasi saat si kecil bermain dan ingatkan untuk mengikuti arahan pelatihnya.
ADVERTISEMENT
Jangan lupa melakukan upaya pencegahan agar anak tidak terluka dan cedera. Seperti memilih jenis olahraga yang tepat beserta peralatannya, lakukan pemanasan dan pendinginan, mencukupi kebutuhan minum, mengikuti arahan dari ahlinya, hingga jangan lakukan berlebihan.