Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Bercinta saat Hamil Bisa Sebabkan Keguguran, Mitos atau Fakta?
17 Desember 2023 20:04 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ya Moms, Anda mungkin bertanya-tanya apakah melakukan seks saat kehamilan bisa menyebabkan keguguran. Keguguran sendiri merupakan kondisi berhentinya kehamilan secara spontan saat usianya kandungan belum mencapai 20 minggu.
Kata Dokter soal Bercinta saat Hamil Bisa Sebabkan Keguguran
Menurut Dokter Spesialis Kandungan dr. Sandy Prasetyo, Sp.OG, secara umum bercinta saat hamil tidak akan menyebabkan seseorang mengalami keguguran. Dengan catatan, ibu hamil tidak mengalami keluhan apa pun saat maupun setelah melakukan seks.
"Berhubungan seksual di awal trimester dan setiap seks ada flek maka bisa jadi ibu itu ancaman kegugurannya akibat stimulasi gerakan dari aktivitas seksual. Tapi apakah dibilang aman di awal trimester awal? Selama berhubungan seksnya wajar-wajar saja terus selama berhubungan dinikmati tanpa keluhan apa-apa, tidak ada flek pasca-berhubungan, ibunya happy saja. Jika seksnya masih di koridor yang aman ya silakan saja, boleh selama tidak ada keluhan saat dan pasca-berhubungan," ungkap dr. Sandy kepada kumparanMOM beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
dr. Sandy juga menegaskan berhubungan seks tetap aman dilakukan selama kehamilan, asalkan dilakukan dengan cara dan posisi yang aman. Meski tidak akan menyebabkan keguguran, tetapi ibu hamil perlu memperhatikan faktor keselamatan selama berhubungan seks. Apalagi ketika usia kehamilan semakin besar, maka carilah posisi seks yang dianggap nyaman bagi ibu hamil.
Dokter yang praktik di Brawijaya Antasari Hospital ini juga meminta ibu hamil memahami kondisi tubuhnya. Apabila sudah merasakan tidak nyaman atau keluar flek saat melakukan seks, ada baiknya untuk disetop dulu. Begitu juga saat Anda mulai merasakan kontraksi ringan setelah suami melakukan penetrasi.
"Dari penelitian enggak bermakna hormon prostaglandin atau ejaculate enggak sebegitu kuatnya untuk menyebabkan kontraksi pada kehamilan. Tapi guncangan, gerakan, penetrasi, posisi ibu, tekanan yang berpotensi menimbulkan stimulasi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, ia menyarankan para ibu hamil yang ingin melakukan seks dengan aman, bisa cenderung bermain pasif saja ya, Moms. "Kalau hamil makin gede, ibu hamil susah beraktivitas mungkin dia cenderung pasif lebih aman ketimbang jadi partner yang aktif," ucap dr. Sandy.
Akan tetapi, Anda pun perlu mengingat kondisi kehamilan bisa begitu dinamis, Moms. Bisa saja yang selama awal kehamilan Anda sehat-sehat saja, lalu justru mengalami masalah kesehatan di trimester selanjutnya. Atau bisa juga terjadi sebaliknya. Jadi, dr. Sandy menyarankan ibu hamil untuk rutin kontrol ke dokter kandungan, untuk memastikan kondisi kesehatan ibu dan janinnya.
"Makanya kenapa kontrol kehamilan 7 bulan pertama per sebulan, setelah 7 bulan per 2 minggu, makin dekat lahiran makin sering juga kontrolnya untuk mendeteksi apakah ada kelainan supaya dinamisitas dapat terprediksi," tutup dr. Sandy.
ADVERTISEMENT