BNPB: Anda Harus punya Rencana Darurat Keluarga! Kenapa Memangnya?

26 April 2018 17:14 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gempa di rumah.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gempa di rumah. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Bencana sering terjadi tanpa adanya peringatan, sehingga Anda membutuhkan pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapinya.
ADVERTISEMENT
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dalam menghadapi ancaman bahaya, kesiapsiagaan adalah kunci keselamatan Anda. Untuk menyosialisasikan upaya tersebut, BNPB menetapkan tiap tanggal 26 April sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional.
Anda mungkin tidak peduli dengan hari ini. Tapi ubah pola pikir itu, Moms.
Peta Baru Indonesia. (Foto: REUTERS/Beawiharta)
zoom-in-whitePerbesar
Peta Baru Indonesia. (Foto: REUTERS/Beawiharta)
Indonesia terletak di antara 3 lempeng tektonik, yaitu lempeng eurasia, lempeng pasifik, dan lempeng Hindia-Australia. Kondisi tersebut menyebabkan Indonesia rentan terhadap gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, dan jenis-jenis bencana geologi lain.
Salah satu kebutuhan yang diperlukan untuk menghadapi ancaman bencana adalah rencana kesiapsiagaan keluarga. Yuk Moms, cari tahu apa saja yang harus dilakukan saat menghadapai bencana! Ingat, kepedulian Anda dapat menyelamatkan anak, suami, dan keluarga yang Anda sayangi.
ADVERTISEMENT
Mengutip Buku Saku Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana oleh BNPB, berikut 3 upaya utama dalam menyusun rencana kesiapsiagaan menghadapi bencana:
1. Miliki sebuah rencana darurat keluarga
Rencana penanggulangan bencana.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Rencana penanggulangan bencana. (Foto: Thinkstock)
Moms, untuk menghadapi bencana yang bisa saja datang sewaktu-waktu, Anda harus benar-benar mengenal kondisi rumah dan sekitarnya.
Cobalah untuk mengidentifikasi titik aman di dalam rumah serta ketahui lokasi untuk mematikan air, gas, dan listrik. Identifikasi juga anggota keluarga yang rentan, seperti anak-anak, lansia, ibu hamil dan penyandang disabilitas.
Anda harus menganalisis ancaman di sekitar. Putuskan untuk tetap tinggal di rumah atau berpindah tempat. Dalam beberapa situasi, Anda mungkin harus tetap diam di rumah dan di situasi lain Anda sebaiknya harus berpindah tempat.
ADVERTISEMENT
Tinggal atau berpindah tempat adalah keputusan penting dalam menghadapi bencana. Apabila Anda harus berpindah tempat, buatlah keputusan secara cepat.
Karenanya, penting untuk mengetahui rute evakuasi dan mengidentifikasi titik kumpul. Patuhi pemerintah setempat saat ada instruksi, Moms.
2. Menyimpan 10 benda yang dibutuhkan saat bencana
Kotak Obat di Rumah (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Kotak Obat di Rumah (Foto: Thinkstock)
Ada 10 benda esensial yang Anda dan keluarga butuhkan saat bencana datang. Coba pastikan bahwa benda-benda ini selalu tersedia di rumah, Moms.
- Air Minum untuk 3-10 hari
- Makanan untuk 3-10 hari
- Obat P3K
- Obat-obatan pribadi
- Lampu senter (dan ekstra baterai)
- Sejumlah uang dan dokumen penting (sertifikat tanah, ijazah, dokumen asuransi, surat kepemilikan aset)
- Pakaian, jaket dan sepatu
ADVERTISEMENT
- Peralatan (peluit, sarung tangan, selotip, pisau serba guna, masker, pelindung kepala)
- Pembersih higienis (tisu basah, hand sanitizer, perlengkapan mandi)
3. Menyimak informasi dari media
Ilustrasi baca berita.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi baca berita. (Foto: Thinkstock)
Penting untuk terus mengikuti informasi terbaru seputar bencana, agar Anda dapat menentukan perencanaan selanjutnya, Moms. Anda dapat memperoleh informasi resmi seputar penanganan darurat dari BPBD, BNPB, dan kemeterian/lembaga terkait.
Apabila sudah terbentuk posko, informasi lanjutan akan diberikan oleh posko setempat.