Bolehkah Anak Mandi saat Sedang Terkena Flu Singapura? Ini Kata IDAI

29 Oktober 2024 11:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak balita mandi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak balita mandi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Flu Singapura atau Hand, foot, and mouth disease (HFMD) kerap menyerang anak-anak. Biasanya, anak yang terpapar HFMD akan merasakan beberapa gejala, salah satunya muncul ruam pada kulit. Banyak yang bertanya-tanya, apakah anak terinfeksi HFMD boleh mandi?
ADVERTISEMENT
Nah Moms, menurut Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik IDAI Prof. DR. dr. Edi Hartoyo, SpA(K), anak yang terpapar HFMD sebaiknya justru tetap mandi, selama anak masih nyaman.
Mandi dilakukan untuk menjaga kebersihan tubuh anak. Sehingga ruam dan lesi pada kulit tidak terkontaminasi kuman. Ya Moms, dr. Edi menyarankan agar Anda memberi antiseptik ke air yang akan digunakan untuk anak mandi.
"Bolehlah (mandi), justru tujuannya kalau HFMD-kan lesinya ada vesikel. Kalau dia, misalnya tidak mandi sehingga terkontaminasi dengan kuman yang dari kulit, maka vesikel yang asalnya isi air nanti jadi nanah, jadi infeksi. Jadi tetap harus mandi," kata dr. Edi dalam diskusi media bersama IDAI, Senin (28/10).

Lantas, apakah ada kriteria suhu tertentu untuk air yang digunakan?

Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik IDAI, Prof. DR. dr. Edi Hartoyo, SpA(K) dalam diskusi media bersama IDAI, Senin (28/10). Foto: dok. Tangkapan Layar
Menurut dr. Edi, tidak ada kriteria suhu untuk air yang digunakan untuk mandi. Artinya, Anda bisa menggunakan air hangat maupun air dengan suhu normal. Pemilihan air ini bisa tergantung dengan kondisi dan kebiasaan anak. Jadi, Anda harus menyesuaikan keinginan si kecil.
ADVERTISEMENT
"Karena sebetulnya tergantung kondisi anaknya. Kalau dia nggak tahan air dingin, ya air hangat nggak apa-apa," kata dr. Edi.
Tetapi prinsipnya, Anda harus menjaga kebersihan kulit anak yang terinfeksi HFMD. Selain itu, kebersihan mulut juga penting untuk dijaga, sehingga dapat meminimalisir mengubah lesi menjadi nanah.
"Infeksi sekunder justru nanti sembuhnya akan menimbulkan seperti orang cacar. Tapi kalau dia tidak ada infeksi sekunder, sembuhnya hilang tanpa bekas," tutur dr.Edi.

Kasus HFMD atau Flu Singapura di Indonesia

Ilustrasi Anak Kena Flu Singapura atau Penyakit Tangan, Kaki, Mulut (PTKM). Foto: Shutterstock
Kementerian Kesehatan mencatat setidaknya ada 6.500 kasus HFMD pada anak di Indonesia. Kasus-kasus ini terjadi selama tiga bulan pertama di 2024. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini banyak menginfeksi anak-anak.
Paling banyak kasus HFMD disebabkan oleh enterovirus 71 (EV 71). Di tiga bulan pertama kasus HFMD di Indonesia, sebanyak 78% kasus disebabkan oleh virus EV 71. Lantas, apa saja gejala HFMD?
ADVERTISEMENT
-Demam
-Sariawan di mulut
-Muncul bintik-bintik ruam di tangan atau kaki
Gejala-gejala tersebut biasanya berlangsung 7-10 hari dan umumnya bersifat ringan. Lesi di daerah mulut dapat menyebabkan anak sulit makan dan minum sehingga anak bisa mengalami dehidrasi.