Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Bolehkah Bayi Diberi MPASI Fortifikasi? Ini Penjelasannya, Moms!
20 Oktober 2023 16:00 WIB
·
waktu baca 5 menitSaat bayi memasuki usia 6 bulan, ia harus diberikan makanan pendamping ASI atau MPASI, Ya Moms. MPASI yang bergizi penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian bayi dan mendukung tumbuh kembangnya.
Selain dimasak sendiri, menu MPASI juga bisa didapat dari produk kemasan yang sudah terfortifikasi. Produk ini biasa disebut MPASI fortifikasi.
Apa yang Dimaksud MPASI Fortifikasi?
Dilansir laman US National Library of Medicine, fortifikasi merujuk pada istilah penambahan mikronutrien berupa vitamin dan mineral ke makanan untuk meningkatkan kualitas maupun nilai gizi dari makanan tersebut. Biasanya, vitamin dan mineral yang ada pada MPASI fortifikasi dapat mendukung tumbuh kembang anak usia 6-23 bulan.
Moms, kapasitas lambung bayi yang masih kecil membuatnya membutuhkan makanan padat gizi. MPASI rumahan mungkin tidak selalu memenuhi semua gizi yang dibutuhkan anak, nah MPASI fortifikasi bisa jadi alternatif karena mengandung nutrisi yang lengkap dan terukur.
Anda juga lebih mudah dalam menyediakan makanan untuk si kecil, karena MPASI fortifikasi sudah diformulasikan dengan takaran serta komposisi seimbang.
Proses ini sebenarnya umum dilakukan oleh masyarakat untuk mengawetkan makanan. Contohnya pengeringan anggur yang membuatnya menjadi kismis.
Kesalahpahaman soal MPASI Fortifikasi
Beberapa tahun ke belakang, kesalahpahaman mengenai MPASI fortifikasi muncul karena produk ini masuk ke dalam kategori ultra processed food (UPF) dibuat dari formulasi ingredient di industri dalam klasifikasi NOVA.
Klasifikasi NOVA sama sekali tidak memperhitungkan kandungan nutrisi makanan dan hanya mengkategorikan makanan berdasarkan tingkat pengolahannya saja. Oleh karena itu, dalam beberapa tahun terakhir ini, semakin banyak pakar yang mengkritik penggunaan klasifikasi NOVA untuk menilai kandungan nutrisi makanan karena tingkat pengolahan makanan tidak menentukan kandungan nutrisi makanan yang dihasilkan. Kandungan nutrisi makanan lebih banyak ditentukan komposisi bahan yang digunakan.
Selain kesalahpahaman yang disebabkan sistem kategorisasi NOVA, ada pula kesalahpahaman yang dipicu oleh klaim studi efek negatif UPF. Satu hal yang perlu diluruskan adalah sebenarnya belum ada satu pun studi yang menggunakan produk MPASI fortifikasi sebagai sumber makanan yang diteliti.
Tentunya hal ini menjadikan kesimpulan studi efek negatif UPF tersebut tidak relevan apabila kita berbicara mengenai MPASI fortifikasi, Moms.
Pendapat negatif lain mengenai pemrosesan adalah “menghilangkan gizi” pada MPASI fortifikasi. Tidak dipungkiri bahwa proses pengolahan, termasuk saat kita mengolahnya di rumah seperti memasak, dapat merusak sebagian vitamin yang ada pada makanan.
Pada makanan fortifikasi, sebagian zat gizi yang rusak atau hilang karena proses pengolahan, dapat diatasi dengan menambahkan vitamin dan mineral pada makanan yang telah diolah. Hal inilah yang membedakan fortifikasi dengan makanan yang diolah di rumah, Moms. Proses penambahan vitamin dan mineral ini dapat membantu memberi tambahan nutrisi yang sangat sulit dipenuhi tiap harinya, misalnya zat besi dan zat gizi mikro lainnya.
MPASI fortifikasi tentu dikontrol sangat ketat oleh BPOM. Mulai dari bahan baku, proses produksi, kandungan zat gizi, hingga keamanannya untuk bayi. Ada standar yang ditetapkan agar nilai gizi dalam MPASI fortifikasi tidak berubah.
Standar-standar tersebut yaitu tidak mengandung pengawet, pewarna atau perisa, serta tidak memiliki kandungan gula dan garam yang tinggi. Bila telah diizinkan oleh BPOM, produk MPASI fortifikasi berarti telah lolos tahap pengontrolan kualitas.
Pengontrolan itu dilakukan sesuai kriteria Codex Alimentarius, sebuah lembaga independen yang membuat standar makanan berbasis sains yang ditetapkan secara kolektif oleh berbagai negara untuk melindungi kesehatan konsumen yang dibentuk oleh FAO/WHO.
Tips Memilih MPASI Fortifikasi untuk Bayi
Moms, MPASI fortifikasi bukan berarti menggantikan MPASI rumahan yang Anda buat sendiri. Produk ini justru hadir untuk melengkapi kebutuhan gizi anak .
Meski begitu, Anda tetap tidak boleh sembarangan dalam memilih MPASI fortifikasi untuk si kecil. Pastikan produk tersebut telah mendapat nomor registrasi dari BPOM dan cek tanggal kedaluwarsanya sebelum membeli.
Berikan MPASI fortifikasi yang sesuai dengan usia dan perkembangan makannya. Hal ini penting sebab kemampuan makan anak naik secara bertahap, Moms. Sehingga, MPASI fortifikasi yang Moms pilih juga memiliki label usia di kemasannya
Lihat pula komposisinya dan nilai gizinya. Pastikan produk tinggi zat gizi seperti zat besi, seng, vitamin A, dan lain-lain.
Salah satu MPASI fortifikasi yang bisa Anda pilih adalah Promina. Promina diformulasikan tanpa pengawet karena dikeringkan dengan teknologi pengeringan modern dengan suhu tinggi dalam waktu singkat sehingga kadar air kurang dari 3 persen dan dikemas dalam wadah higienis kedap udara dan air.
Tak hanya itu, Promina juga difortifikasi dengan zat makro dan mikro sehingga kandungan gizi lengkap dan terukur. Promina sebagai MPASI fortifikasi telah lulus BPOM bahwa produk ini aman, tanpa penguat rasa, dan pengawet, Moms.
Promina hadir dalam berbagai varian produk yaitu bubur, camilan, dan makanan selingan. Untuk bubur ada tiga produk yang bisa Anda pilih: Promina Bubur Bayi 6 bulan, Promina Bubur Tim 8 bulan, dan Promina Homemade. Jenisnya yang beragam dapat menjadi pelengkap MPASI rumahan, Moms. Tekstur yang sesuai usia dengan berbagai varian rasa juga dapat menemani eksplorasi rasa serta tekstur si kecil.
Seluruh produk Promina mudah ditemukan di supermarket maupun e-commerce favorit Anda. Yuk, #EksplorasiIniItu bersama Promina !
Advertorial ini dibuat oleh kumparan Studio