Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Air tajin atau air beras telah dipercaya para orang tua sejak zaman dahulu untuk diberikan pada bayi . Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan orang tua mulai paham pentingnya ASI eksklusif, banyak yang menjadikan air tajin sebagai menu MPASI pertama bayi.
ADVERTISEMENT
Namun, sebetulnya bolehkah air tajin diberikan pada bayi? Seperti apa kandungan gizinya? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Apakah Air Tajin Baik untuk Bayi?
Dikutip dari Mom Junction, dokter spesialis anak Dr. Anuradha Bansal menjelaskan air tajin memang mudah dicerna dan bersifat hipoalergenik. Namun, air tajin tidak direkomendasikan sebagai pilihan pertama makanan bayi karena nilai gizinya kurang lengkap.
Apalagi jika dikonsumsi sebagai pengganti ASI, lebih tidak disarankan lagi ya, Moms. Sebab hingga saat ini tidak ada makanan yang lebih baik selain ASI bagi bayi.
Air tajin atau beras cair mengandung pati, senyawa bioaktif tertentu, vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), dan B3 (niasin), serta mineral seperti natrium dan kalium. Jika dibandingkan dengan nasi utuh, air tajin kekurangan serat, vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, dan beberapa protein beras yang penting juga.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, idealnya digunakan untuk bayi sebagai makanan tambahan bayi bersama dengan makanan lain seperti ubi tumbuk, sayuran lainnya, dan bubur. Hal ini akan memungkinkan makanan bayi mengandung sebagian protein, zat gizi mikro, dan serat.
Manfaat Air Tajin Bagi Kesehatan Bayi
Air tajin dianggap tidak cukup untuk bayi, namun memiliki beberapa manfaat kesehatan pencernaan dan manfaat lain yang diperoleh dari nilai gizinya.
Sumber energi: Pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada bayi mengakibatkan peningkatan asupan energi. Kandungan karbohidrat total pada air tajin dapat menjadi sumber energi yang baik bagi bayi.
Gastroenteritis infantil: Berbagai penelitian telah menunjukkan efektivitas air tajin dalam kasus gastroenteritis infantil (peradangan pada saluran pencernaan). Menurut WHO, pada tahun 2019, diare menyumbang sekitar sembilan persen kematian pada anak balita. Pemanfaatan air beras sebagai pengobatan yang efektif bisa sangat bermanfaat. Air tajin dapat digunakan sebagai alternatif pengganti larutan elektrolit oral atau oralit.
ADVERTISEMENT
Air tajin dianjurkan untuk digunakan bersama dengan makanan padat lainnya pada fase pemeliharaan (pasca-rehidrasi dengan oralit) pada kasus dehidrasi ringan hingga sedang. Namun, air tajin tidak boleh digunakan sendiri sebagai larutan rehidrasi.
Kulit bayi: Air tajin dipercaya memiliki khasiat yang membantu mencapai warna kulit halus. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa air beras memiliki sifat antioksidan yang memiliki efek anti penuaan pada kulit dalam jangka panjang.
Kerugian Memberikan Air Tajin pada Bayi
Pemberian air tajin dapat mengurangi asupan ASI. Air tajin memang memiliki kelemahan jika dimasukkan ke dalam makanan bayi:
Dapat mengurangi asupan ASI: Penambahan makanan dan cairan lain (termasuk air, sup, jus, air beras, dll) mengganggu optimalisasi pemberian ASI. Air tajin mungkin mengenyangkan perut anak dan menghilangkan dahaga.
ADVERTISEMENT
Kurang nutrisi: Air tajin mengandung banyak air sehingga tidak memiliki semua nutrisi yang ditemukan dalam nasi utuh. Kualitas nutrisi air tajin jauh lebih rendah dibandingkan dengan beras utuh. Jadi, air tajin bukanlah makanan yang sehat untuk bayi.
Dapat menyebabkan alergi: Beras bersifat hipoalergenik, namun ada juga yang melaporkan alergi beras. Penting untuk mewaspadai alergi apa pun saat memperkenalkan air beras kepada bayi, terutama jika si kecil termasuk dalam kelompok bayi berisiko tinggi atau menderita dermatitis atopik.
Mungkin mengandung arsenik anorganik: FDA AS menyatakan bahwa beras mungkin mengandung sejumlah arsenik anorganik. Arsenik anorganik dikaitkan dengan defisit neurokognitif pada bayi dan anak-anak.
Oleh karena itu, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak atau ahli gizi anak sebelum mengenalkan air tajin pada bayi.
ADVERTISEMENT