Bolehkah Bayi yang Sedang Penyakit Kuning Diberi ASI?

9 Desember 2022 13:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bolehkah Bayi yang Sedang Penyakit Kuning Diberi ASI? Foto: Bonn_A/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Bolehkah Bayi yang Sedang Penyakit Kuning Diberi ASI? Foto: Bonn_A/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagian bayi baru lahir pada minggu pertama kehidupannya mengalami penyakit kuning (jaundice). Penyakit kuning ini umum terjadi sebagai bagian dari penyesuaian diri dengan kehidupan barunya di luar rahim. Meski pada beberapa kasus bayi kuning juga bisa menunjukkan tanda-tanda masalah kesehatan serius.
ADVERTISEMENT
"Hingga 50-70 persen penyakit kuning yang dialami bayi, dan sebagian besar lainnya tidak memerlukan perawatan," ungkap Dokter Anak di Rumah Sakit Anak Phoenix, Arizona, Meghan Hunter, DO, dikutip dari Romper.
Saat bayi baru lahir Anda mengalami penyakit kuning, apakah tetap aman bila diberi ASI? Mengingat ada juga kasus breastmilk jaundice atau bayi kuning karena minum ASI.

Bayi Baru Lahir Alami Penyakit Kuning, Apakah Tetap Boleh Diberi ASI?

bayi kuning atau jaundice Foto: Shutterstock
ASI tidak berbahaya bagi bayi yang mengalami penyakit kuning. Yang berbahaya adalah ketika bayi tidak mendapatkan cukup ASI, baik itu karena pelekatan yang belum tepat atau suplai ASI ibunya masih minim.
Nah Moms, ketika bayi mengalami penyakit kuning dengan tingkat keparahan sedang hingga parah, mungkin si kecil akan lebih sulit menyusui langsung dari ibunya.
ADVERTISEMENT
"Bayi dengan penyakit kuning ringan seringkali masih menyusu dengan baik. Sementara bayi yang mengalami penyakit kuning parah cenderung akan kesulitan untuk melekatkan dan mengisap dari payudara ibunya, sehingga mereka jadinya akan tertidur saat menyusu," jelas Hunter.
Sementara itu, dilansir laman La Leche League International, zat dalam ASI justru dapat memengaruhi cara tubuh menghilangkan bilirubin. Ya, menyusui lebih sering bisa membantu tubuh bayi menurunkan bilirubinnya. Kolostrum akan merangsang keluarnya feses mekonium lebih awal --yang biasanya mengandung banyak bilirubin. Selain itu, menyusui juga bisa membantu mengurangi kemungkinan bilirubin kembali diserap dalam aliran darah bayi.
Ilustrasi bayi kuning. Foto: Shutter Stock
Bayi baru lahir yang menyusu setiap 1-2 jam akan lebih sering buang air besar. Sehingga, ini akan menghilangkan bilirubin dari usus secara lebih efisien. Di sisi lain, bayi yang kurang mendapatkan asupan setelah lahir cenderung akan menumpuk bilirubin karena jumlah tinjanya yang sedikit.
ADVERTISEMENT
Jadi Moms, biasanya dokter akan menyarankan ibu tidak perlu berhenti menyusui bayinya. Tetapi, kadar bilirubin bayi penting untuk selalu dipantau untuk memeriksa perkembangannya. Karena penyakit kuning berkepanjangan bisa terjadi sebagai kelanjutan dari penyakit kuning bayi baru lahir yang normal terjadi. Pada sebagian besar bayi yang sehat dan pertumbuhannya baik, penyakit kuning dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Sedangkan untuk kasus breastmilk jaundice atau bayi kuning karena mendapat ASI, biasanya akan terlihat gejalanya. Yakni mata bayi kuning dan beberapa bagian tubuhnya terlihat kuning. Penyebab terjadinya breastmilk jaundice ini masih belum diketahui, namun diduga ada faktor genetik dan lingkungan yang berpengaruh. Kabar baiknya, kondisi tersebut tidak akan bertahan lama dan dapat hilang dengan sendirinya selama bayi sehat, cukup bulan, dan bahkan tidak masalah jika tetap diberi ASI.
ADVERTISEMENT
Jika tidak kunjung membaik, maka dokter anak akan menyarankan untuk mengubah cara pemberian asupan nutrisinya. Salah satunya dengan pemberian susu formula, untuk melihat apakah bisa menurunkan kadar bilirubin bayi yang berlebihan.